Pasutri dari Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang, Keluarga Sebut Tahu dari TikTok
Kakak pasutri Suheri dan Riani asal Pesaweran Lampung yang jadi korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet sebut tahu pembunuhan dari TikTok.
Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pasangan suami istri asal Pesaweran Lampung, yaitu Suheri dan Riani menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara, Mbah Slamet alias Tohari.
Kakak korban, Panut mengaku melakukan video call dengan Suheri dan Riani saat mereka berada di rumah pelaku.
"Saat itu pelaku juga berada di sana," kata Panut, dikutip dari Tribunpesawaran.com.
Panut baru mengetahui saudaranya menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet setelah ada video di media sosial TikTok yang viral.
Video itu menunjukkan rumah Mbah Slamet.
Ketika melihatnya, Panut mengatakan, video viral dari TikTok itu sama seperti lokasi video call terakhirnya dengan korban.
“Dari situ ternyata baru mengetahui bahwa peristiwa tersebut pelakunya adalah Slamet Tohari (Mbah Slamet),” terangnya.
Baca juga: Polres Banjarnegara Terima 14 Laporan Orang Hilang Diduga Korban Dukun Pengganda Uang
Hal tersebut membuat Panut dan keluarga besarnya menjadi curiga dan langsung menghubungi keponakannya di Banjarnegara.
"Kebetulan saat keponakan saya dihubungi, dia ada di samping pelaku dan kami langsung mengirimkan foto Suheri dan Riani untuk bertanya kepada pelaku apakah adik dan iparnya adalah korban."
"Ternyata pelaku mengakui bahwa adik dan iparnya menjadi korban."
"Pelaku mengaku saat ditanya bahwa Suheri dan Riani menjadi korban dan sudah lama," jawabnya.
Atas kejadian tersebut, Panut merasa sangat sedih dan terpukul karena kepergian adik dan iparnya yang tragis.
Ia pun berharap pelaku dapat dihukum setimpal atas perbuatannya.
Korban Pamit Pergi Bekerja di Jawa
Panut juga menceritakan bahwa adiknya tersebut pamit izin untuk bekerja pada proyek bangunan di Jawa.
"Suheri sempat posting saat tengah bekerja sebagai tukang bangunan."
"Benar dia bekerja di sana dan juga pada postingannya terdapat peralatan proyek pembangunan rumah," ujar Panut, Rabu (5/4/2023) malam.
Rupanya proyek pembangunan rumah adalah pembangunan rumah milik pelaku atau Mbah Slamet.
"Tahunya rumah pelaku itu yang dibangun sama mereka,” kata Panut.
Putri Suheri: Terakhir Komunikasi 8 September 2021
Sementara itu, anak bungsu pasangan Suheri dan Riani, Rani Dwi Ulandari mengatakan terakhir berkomunikasi dengan orangtuanya pada 8 September 2021.
Sang ayah, yakni Suheri saat itu memberi kabar bahwa sebentar lagi dirinya akan pulang ke Pesawaran.
“Dia bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana,” imbuhnya.
Sebelumnya, Rani mengungkapkan bahwa ayahnya tersebut berpamitan akan bekerja pada sebuah proyek pembangunan di Pulau Jawa.
Rani pun kemudian teringat saat dirinya sering menanyakan mengenai kapan kepulangan orangtuanya itu ke rumah.
“Namun, hanya bilang nanti dan sebentar lagi. Beberapa hari lagi,” ucap Rani.
“Terakhir ayah itu nelepon nggak ke angkat pukul 17.30 pada 8 September 2021 sebelum lost kontak, dan setelah ditelpon balik sudah tidak aktif,” kenangnya.
Selain menghubungi ayahnya, Rani juga pernah mencoba untuk menghubungi sang ibu, tetapi tidak bisa dihubungi juga.
“Pernah menelpon hape dan nomor WA, bahkan sudah minta tolong teman dan saudaranya (pakde),” ujar dia.
Namun, tidak ada satu pun yang mengangkat bahkan nomor tidak tersambung.
Dua Anak Korban Dukun Pengganda Uang Jalani Tes DNA
Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo mengatakan bahwa kedua anak korban dari pasutri Irsad dan Wahyu Triningsing serta Suheri dan Riani diberangkatkan ke Polres Banjarnegara Jawa Tengah untuk melakukan tes DNA.
“Untuk mencocokan dengan identitas para korban dan dua anaknya yang merupakan warga Pesawaran,” ucap dia, dikutip dari Tribunpesawaran.com.
Kedua anak tersebut bernama Alda Cahya, putri dari pasutri Irsan dan Wahyu Triningsih.
Alda didampingi oleh adik ipar korban.
Kemudian Rani, putri dari Suheri dan Riani yang didampingi oleh Panut.
Ada juga anggota Polres Pesawaran yang akan mendampingi para keluarga korban tersebut untuk melakukan identifikasi di Polres Banjarnegara.
“Untuk mencocokan DNA dan mengambil data antermortemnya,” ungkap Pratomo.
Pratomo mengungkapkan, pihaknya akan terus memantau dan berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara.
“Dan untuk update selanjutnya nanti akan terus dipantau untuk mengetahui kebenaranya dengan berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara,” imbuhnya.
Daftar Korban yang Sudah Diketahui Identitasnya
Berikut korban pembunuhan Mbah Slamet yang telah diketahui identitasnya:
1. Paryanto warga Sukabumi, Jawa Barat
2. Mulyadi warga Palembang, Sumatera Selatan
3. Irsad warga Pesawaran, Lampung
4. Wahyu Tri Ningsih warga Pesawaran, Lampung (istri Irsad)
5. Suheri warga Pesawaran, Lampung
6. Riani warga Pesawaran, Lampung (istri Suheri)
Jasad para korban tersebut ditemukan dalam keadaan terkubur di dalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sebelumnya, pihak polisi mengaku mengalami kendala dalam identifikasi para jenazah karena jasad para korban sudah menjadi tulang dan tengkorak dan pelaku tidak dapat mengingat identitas para korban.
Diketahui, setelah melakukan aksi pembunuhan, pelaku sengaja membakar kartu identitas korban untuk menutupi kasus ini.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Tribunpesawaran.com/Oky Indrajaya)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.