8 Jenazah Korban Dukun Banjarnegara Diidentifikasi, 4 Jenazah Lainnya Belum Karena Tinggal Tulang
Polisi belum berhasil mengidentifikasi empat jenazah korban dukun pengganda uang karena tinggal tulang belulang.
Editor: Erik S
Dari 20 orang yang mengadukan ada yang berasal Lampung, Sumatra Selatan, Palembang, Jateng-DIY seperti Magelang, Jogja, Purbalingga, Solo, Wonosobo, Banjarnegara, Sumedang, Tasikmalaya dan Depok.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan dalam konferensi persnya, dari 20 laporan yang masuk ada 16 yang sudah diambil data ante mortemnya.
Jaket pemuda pancasila jadi petunjuk
Ibu dan anak asal Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, diduga menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet. Ibu dan anak tersebut adalah Theresia Dewi (47) dan Okta Ali Abrianto (31).
Kakak kandung Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan (64) mengatakan keduanya menghilang sejak November 2021 yang lalu. Hilangnya ibu dan anak tersebut mulai terkuak dengan munculnya kasus pembunuhan oleh Mbah Slamet.
Yusuf meyakini bahwa adik dan keponakannya tersebut menjadi korban Mbah Slamet setelah melihat sejumlah barang bukti. Di antaranya jam tangan, kunci mobil, dan jaket ormas Pemuda Pancasila dengan label nama Okta.
"Barang buktinya itu sudah identik. Saya lihat jam tangan adik saya itu. Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis nama Okta. Lalu, kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana. Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui masih dalam penyelidikan," ungkapnya dikutip dari TribunJogja.com.
Terkait temuan tersebut, dia telah diminta kepolisian Banjarnegera untuk menjalani proses DNA, pada Jumat (7/4/2023) lalu.
"Saya ke sana diambil sampel DNA-nya. Sedangkan untuk Okta, Bapaknya (suami pertama Theresia Dewi) sudah diambil tes DNA nya juga, kemarin Sabtu (8/4/2023)," ujarnya.
Baca juga: Begini Bujuk Rayu Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Kepada Korbannya Pasutri Asal Lampung
Yusuf mengungkapkan hilangnya Theresia dan Okta berawal saat keduanya berpamitan dengan keluarga di Magelang untuk pergi ke Salatiga, karena alasan ada pekerjaan. Saat pergi ke Salatiga, Theresia Dewi, juga mengajak anak keduanya yakni Claudy.
"Kemudian mereka (kedua korban) berpamitan ke Claudy, pamit ke pergi Banjarnegara katanya mau ambil dana (uang). Mereka berangkat ke Banjarnegara naik mobilnya Honda Mobilio," ungkapnya.
Namun setelah berpamitan ke Banjarnegara, keduanya tak juga pulang. Saat itu Yusuf dikabari istri Okta.
"Nggak pulang ke Salatiga. Terus menantunya (Theresia Dewi) ngebel (telepon) saya. Menyampaikan mami nggak pulang sudah satu minggu. Saya pesan agar ditunggu seminggu lagi, kalau nggak pulang, kamu (Vina dan Claudy) pulang ke Magelang. Ternyata korban tidak kunjung pulang,"tuturnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Total 8 Jenazah Korban Pembunuhan Dukun Slamet Banjarnegara Teridentifikasi, Berikut Data Lengkapnya