Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

74 Anak Hamil, Bupati Belitung Timur Minta Orangtua Tingkatkan Pengawasan Anak

orangtua diharapkan dapat terua mengawasi anak, termasuk saat tengah menggunakan gadget.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Erik S
zoom-in 74 Anak Hamil, Bupati Belitung Timur Minta Orangtua Tingkatkan Pengawasan Anak
Surya/Ilustrasi
Ilustrasi - Cukup tingginya angka anak berusia di bawah 19 tahun yang mengalami kehamilan di Belitung Timur membuat banyak pihak turut prihatin. 

Ayu menegaskan bahwa anak usia di bawah 19 tahun seharusnya masih dalam tahap mencari jati diri dan berproses untuk mengejar masa depannya.

Baca juga: Siswi SMK di Cianjur Tewas Diduga Dibunuh Pacar Karena Hamil, Korban Ternyata Ditembak Pelaku

Ia menekankan bahwa usia anak-anak ini belum waktunya untuk mengalami kehamilan, karena dapat memicu risiko stunting.

"Kita nanti bisa lihat dalam dua tahun, anak yang dilahirkan oleh anak-anak ini bagaimana kondisinya," papar Ayu.

Ayu menilai bahwa anak-anak atau kelompok remaja yang mengalami kehamilan, kemungkinan besar akan melahirkan generasi stunting.

"Apakah angka stunting naik atau tidak, karena faktor pencetus stunting adalah kehamilan pada anak dan remaja," jelas Ayu.

Perlu diketahui, ketidaksiapan secara fisik dan mental yang kerap dialami ibu yang hamil pada usia belia seperti kelompok remaja ini dapat memunculkan risiko selama proses kehamilannya hingga melahirkan.

Kurangnya edukasi pada diri sang ibu muda ini pun dapat berdampak jangka panjang.

Berita Rekomendasi

Remaja yang haml ini tentunya minim pengetahuan mengenai pentingnya persiapan gizi pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan pada bayi mereka.

Mirisnya, berbagai risiko kesehatan pun berpotensi dialami anak yang dilahirkan oleh anak-anak ini, termasuk stunting.

Oleh karena itu, Puskesmas Gantung pun terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar untuk menekan angka kehamilan dini tersebut sekaligus mencegah bertambahnya generasi stunting

Dalam mengkampanyekan stop pernikahan dan kehamilan anak, berbagai cara edukasi pun dilakukan. termasuk mengadakan podcast bersama ahli dan salah satu anak yang mengalami kehamilan.

"Kami dari Puskesmas kebagian dampaknya di ujung. Makanya harus kami potong jalurnya dengan gencarkan pencegahan-pencegahan. Kami beru edukasinya mengikuti zaman yakni memanfaatkan teknologi, sehingga tepat sasaran," tegas Ayu.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas