Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diduga Hina Tuan Guru Bajang, Ketua Komisi I DPRD Lombok Tengah Ahmad Supli Diperiksa Penyidik

Ahmad Supli mengaku siap menghadiri pemeriksaan penyidik Polda NTB hari ini terkait kkasus dugaan ujaran kebencian terhadap Ketua Umum NWDI, TGB.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Diduga Hina Tuan Guru Bajang, Ketua Komisi I DPRD Lombok Tengah Ahmad Supli Diperiksa Penyidik
tangkapan layar
Tangkapan layar Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Lombok Tengah, H Ahmad Supli yang membuat pernyataan maaf melalui video singkat. Ahmad Supli mengaku siap menghadiri pemeriksaan penyidik Polda NTB hari ini terkait kkasus dugaan ujaran kebencian terhadap Ketua Umum NWDI, TGB. 

Syamsul Qomar menjelaskan, tanggapan TGB itu kemudian ditanggapi Ahmad Supli.

Isi pesan itu juga membuatnya terkejut.

"Pesan tersebut masuk sekitar habis Maghrib gitu. Pesan tersebut masuk sekitar pukul 20.00 Wita sekian lah ya. Selanjutnya sekitar jam 21.00 Wita saya langsung kaget," ungkap Syamsul Qomar.

Menanggapi Supli di grup WA, Syamsul Qomar mengingatkan untuk segera mencabut pesan tersebut.

Sebab menurutnya, pesan tersebut sama sekali tidak benar.

Syamsul Qomar mengungkap, Supli kemudian mempertanyakan di mana letak pesan tersebut yang mengatakan iblis.

"Setelah pesan yang pertama dia kembali sempat menjawab. Selanjutnya kemudian ia menghapus pesan tersebut. Meskipun demikian barang ini (pesan WhatsApp) sudah ke mana-mana," kata Syamsul Qomar.

BERITA REKOMENDASI

Dalam rentang waktu sekira satu jam perkara pesan Supli ini menjadi bahan diskusinya bersama Ketua Divisi Hukum Partai Perindo NTB Ikhsan Ramdany.

Ia juga berdiskusi dengan petinggi partai Perindo NTB lainnya.

"Saya mengatakan bagaimana ini kita sikapi. Kok ada ujaran kebencian seperti ini. Akhirnya udah setelah itu banyak komentar lagi yang pro dan kontra di Perindo."

"Namun intinya Perindo dan NWDI mempertanyakan Akhmad Supli ini dapat pesan berantai tersebut dari mana, siapa yang menulis dan dapat dari grup mana," ungkap Syamsul Qomar.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Syamsul Qomar tersebut belum dijelaskan hingga saat ini dan siapa yang membuat narasi ujaran kebencian tersebut.

Syamsul Qomar mengaku tidak tahu asal dari pesan berantai tersebut.

"Bisa berasal dari keluarganya atau grup apa atau partainya kita ndak tahu," beber Syamsul Qomar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas