Tim PVMBG Beberkan 3 Pemicu Tanah Retak di Desa Kaowa Kecamatan Lambitu Kota Bima
Tim merekomendasikan agar masyarakat yang berada disekitar lokasi bencana, selalu meningkatkan kewaspadaan
Editor: Eko Sutriyanto
Bangunan yang rusak dan berada area terdampak/jalur retakan, yang berpotensi terjadinya gerakan tanah susulan, sebaiknya direlokasi ketempat yang lebih aman dari ancaman bencana gerakan tanah.
"Lokasi ini masih berpotensi untuk terjadi gerakan tanah susulan, sehingga perlu sosialisasi ke masyarakat agar lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah," tandas Kibar.
Untuk diketahui, fenomena retakan tanah di Bima terjadi pada 2 tempat yang berbeda.
Yakni di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo dan di Desa Kaowa Kecamatan Lambitu.
Letak 2 Kecamatan ini cukup jauh dan memiliki karakteristik geografi yang berbeda.
Desa Sanolo berada di dataran rendah, bahkan berhadapan dengan wilayah laut.
Sedangkan Desa Kaowa, berada di dataran tinggi pegunungan.
Namun keduanya memiliki fenomena yang sama, yakni retakan tanah yang diawali lebih dulu di Desa Kaowa, baru kemudian muncul di Desa Sanolo, tepatnya di Dusun Muku.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Fenomena Tanah Retak di Bima, Tim PVMBG Sebut Potensi Gerakan Susulan Masih Ada