Perempuan di Banten Menjadi Sasaran Pelaku Perdagangan Orang, Ini 2 Penyebabnya
Kepala DP3AKKB Provinsi Banten, Siti Ma’ani Nina mengungkapkan dua alasan wanita di Banten rentan jadi korban TPPO.
Editor: Erik S
Selain itu juga bahasa, kata Nina, di mana bahasa menjadi salah satu yang bisa menentukan masyarakat bisa lolos apa tidak untuk bekerja di luar negeri.
Kemudian calon pekerja TKW/PMI harus tahu mengenai hukum yang ada di setiap negara tujuan tempat bekerja.
Serta beberapa hal lainnya, yang wajib diketahui sebelum bertekad untuk berangkat ke luar negeri.
"Kalau untuk kasus memang sulit diprediksi, di mana tempatnya, kapan waktunya, siapa dan sebagainya itu susah diprediksi," katanya.
"Tapi upaya untuk terus-menerus mensosialisasikan, ini kami sudah lakukan bersama-sama dengan stakeholder bersama-sama dengan kabupaten kota," tambahnya.
Selain itu, supaya kasus TPPO ini tidak lagi terulang dan dialami oleh masyarakat Banten.
Nina mengimbau kepada masyarakat yang menjadi korban atas kasus tersebut diminta untuk melapor.
"Pertama segera laporkan, baik kepada kami melalui UPTD PPA bisa langsung atau online," katanya.
Atau bisa juga melaporkan kasusnya ke pihak aparat penegak hukum.
Baca juga: 2 Warga Purworejo Jadi Korban Perdagangan Orang, 1 Orang Berhasil Pulang Setelah Bayar Tebusan
Kemudian, bagi masyarakat yang berkeinginan untuk bekerja di luar negeri.
Nina mengingatkan kepada masyarakat agar berkonsultasi dan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak BP2PMI maupun stakeholder terkait.
"Sehingga dia betul-betul siap dengan segala keterampilan dan sebagainya. Tapi saran saya lebih baik tingkatkan produktifitasnya, karena di sini juga banyak yang bisa diolah banyak yang bisa dikerjakan sehingga bisa menghasilkan pendapatan untuk keluarga sendiri," ungkapnya.
Penulis: Ahmad Tajudin
Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Dua Alasan Wanita di Banten Rentan Jadi Korban Perdagangan Orang, Perhatikan Hal Ini Agar Terhindar