Respon Polresta Jambi Soal Emak-emak Gerebek Basecamp Narkoba di Payo Sigadung
aksi penggrebekan basecamp narkoba itu dilakukan satu jam sebelum ada enam warga di sana yang ditangkap terkait narkoba.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Polresta Jambi memberikan tanggapan soal emak-emak yang melakukan penggerebekan basecamp narkoba di eks lokalisasi Payo Sigadung (Pucuk), Kota Jambi.
Emak-emak menggerebek salah satu rumah yang diduga sebagai basecamp sabu, Rt 05 dikawasan Payo Sigadung, kelurahan Rawasari, kecamatan Alam Barang, Kota Jambi viral di media sosial, pada Sabtu (22/7/2023) 14:00 WIB.
Kapolresta Jambi Kombes Eko Wahyudi mengatakan, aksi penggrebekan basecamp narkoba itu dilakukan satu jam sebelum ada enam warga di sana yang ditangkap terkait narkoba.
Lokasinya berdekatan namun berbeda dari basecamp yang digerebek emak-emak itu.
"Pada pukul 14.30 sudah ada TO (target operasi) yang mau kita amankan di daerah Rawasari itu, eks lokalisasi Pucuk itu."
"Lalu berangkatlah anggota di sana, ada 6 orang yang ditangkap bukan TO itu," kata Kombes Eko, Minggu (23/7/2023).
Namun saat enam orang itu diamankan polisi, diduga ada yang memprovokasi warga.
Kemudian warga melakukan penggrebekan basecamp yang tidak digerebek polisi itu.
"Setelah kita amankan di Polresta Jambi. Ada satu orang istri yang tidak terima. 'Kenapa suami ditangkap, bandarnya tidak'," ujarnya.
Eko menjelaskan dari 6 warga yang diamankan sebelumnya diduga menjadi pengedar di sana.
Polisi turut mengamankan paket sabu kurang dari 1 gram.
"Yang ketangkap ada 6 orang barang bukti ada tidak sampai satu gram," sebutnya.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Jambi Kompol Niko Darutama membenarkan ada satu orang yang diamankan saat penggerebekan yang dilakukan emak-emak itu.
Namun dia mengatakan pemilik rumah itu baru dimintai keterangan.
"Kenapa satu yang diamankan, karena dia yang punya tempat. Itupun dia tidak ada di lokasi di sebelahnya," kata Niko.
Namun saat satu pria yang diamankan emak-emak itu diserahkan ke polisi, kata Niko, tidak ditemukan adanya barang bukti narkoba, hanya alat isap sabu dan uang tunai.
"Barang bukti sabu tidak ada hanya duit sama bong sama duit kurang lebih 25 jutaan," ujarnya.
Soal aktivitas basecamp narkoba itu, Niko menyebut, sebelumnya diketahui berada di depan area eks lokalisasi Payo Sigadung.
Baca juga: Motif Pembunuhan di Jambi, Berawal dari Open BO dan Korban Kecewa Wajah Wanita Tak Sesuai Foto
Ia menyebut basecamp di dalam eks lokalisasi itu baru beraktivitas di sana.
"Kalau basecamp itukan dulunya di depan (di luar eks lokalisasi Payo Sigadung). Saya monitor dak ada lagi itu. Gak taunya pindah ke belakang," katanya.
Sebelumnya, S (38) salah satu warga emak- emak yang ikut dalam aksi tersebut saat dijumpai awak media mengatakan, aksi emak- emak tersebut dilakukan lantaran warga Payo Sigadung tempat eks lokalisasi ini geram dengan aktivitas transaksi narkotika di sana dan banyak barang warga sekitar sering hilang dicuri.
"Warga sudah resah, karena warga sekitar banyak kehilangan barang, ada motor, mesin air, handphone, laptop. Kehilangan itu tidak hanya di RT kami saja tapi ada juga ke RT tetangga sejak basecamp sabu itu dibuka," kata salah satu emak-emak.
Basecamp para penyabu tersebut, menurut warga sudah lama beraktivitas bahkan kurang lebih setahun.
Namun, pihak kepolisian tak kunjung menangkap para penyalahgunaan narkoba tersebut meski sudah dilaporkan oleh masyarakat.
"Kurang lebih sudah setahun lebih mereka buka disini, kami sudah melapor tapi tidak ada tanggapan," ujarnya.
Emak tersebut menjelaskan, saat melakukan penggerebekan warga menemukan, sabu, alat hisap sabu, plastik kecil dalam jumlah yang banyak, serta uang tunai senilai 20 juta lebih.
Selain itu, satu orang diamankan dan sudah serahkan kepihak kepolisian setelah para emak-emak itu melakukan aksinya.
"Awalnya kami bae, udah sekitar 30 menit baru polisi datang. Ada satu orang pria diamankan itu, ada juga banyak alat hisap sabu dan uang tunai 20 juta lebih," ujarnya.
Saat kejadian, para emak-emak melihat terdapat sekitar 20 orang pria yang berada di dalam Basecamp, terdapat 8 kamar sebagai tempat para pengguna menghisap sabu, bahkan ada pula sekitar 5 atau 4 orang pekerja untuk memfasilitasi para pengguna.
"Saat kita masuk, banyak orang didalam dan motornya ada juga didalam mereka nyabu."
"Mereka berhamburan kabur pas kami masuk, ada yang langsung bawa motor ada yang nyelamatin uang puluhan juta, kami dak mungkin nak nangkap lanang galo kami ibu-ibu," jelasnya.
Selain itu, sejumlah emak-emak tersebut menghitung sejumlah uang yang didapat dari tanggan pekerja serta melemparkan alat hisap serta plastik sabu yang kosong keluar Basecamp tersebut.
Menurutnya, keresahan masyarakat tersebut makin menjadi-jadi karena banyaknya remaja ABG ikut mondar-mandir kedalam Basecamp sabu tersebut.
Bahkan putaran narkotika di Basecamp tersebut cukup besar selalu dipenuhi oleh para pengguna.
"Apalagi liat anak SMP SMA bolak-balik masuk kedalam ( Basecamp) ada yang bonceng 3 kan kita kasihan, resah dan mengebuh-ngebuh perasannya," sebut S.
Dia menegaskan, bahwa tidak semua tempat eks lokalisasi Payo Sigadung merupakan pemakaian narkoba, bahkan para pengguna datang dari berbagai wilayah di kota Jambi.
"Walaupun ini tempat lokalisasi tapi disini tidak semua pengguna narkoba," tergasnya.
Dari pantauan Tribun Jambi dan sejumlah awak media pada Minggu (23/7/2023) sore, Basecamp tersebut kini telah terpasang garis polisi dan tidak ada satu orang pun didalamnya.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Polresta Jambi Tanggapi Soal Emak-emak Gerebek Basecamp Narkoba di Payo Sigadung