Ada Luka di Jasad Aktivis Perempuan Papua Michelle Kurisi, Penyebab Kematiannya Tunggu Hasil Autopsi
Polisi masih menyelidiki penyebab kematian Michelle Kurisi Doga, aktivis perempuan Papua yang diduga dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata.
Penulis: Dewi Agustina
"Tidak ada kepastian sehingga kita mencari informasi dan kita mengarahkan dari polres maupun TNI komunikasi untuk mencari dimana keberadaan jenasah tersebut," jelasnya.
Tak hanya aparat, keluarga besar satu Distrik Silokarnodoga juga ikut mencari keberadaan jenazah Michelle.
"Saya mendapat telepon dari keluarga almarhumah, di mana Michelle Kurisi Doga sudah ditemukan oleh keluarga di daerah jalan baru atas daerah Maki," kata Dandim.
"Berdasarkan itu kami fasilitasi kendaraan Kodim 3 mobil, dari Polres juga 4 mobil dengan semua perangkat. Kami pergi ke lokasi tersebut dengan jalan yang kurang bagus lewat Wame naik ke atas bersama dengan keluarganya," sambungnya.
Sepanjang jalan, kata Dandim, pihaknya menemukan bukti jaket korban, dan kemudian jasad korban pun ditemukan tertutup daun.
"Kita temukan jam 12.30 WIT, lalu setelah oleh TKP kami bawah ke RSUD Wamena untuk melaksanakan pembersihan dan visum," pungkasnya.
Sementara itu keluarga korban yang juga Ketua LMA Jayawijaya, Herman Doga mengatakan, setelah dilakukan visum dari RSUD Wamena pihaknya bakal membawa jenazah ke rumah duka.
"Pelaku-pelaku ini kami belum ketemu, dalam duka ini baru kita akan sama-sama cek perjalanan nona (Michelle Kurisi Ndoga) dari Wamena kesana diantar itu dengan siapa, tujuan apa itu yang akan kami cari," ujarnya.
Siapa Michelle Kurisi Doga?
Michelle Kurisi Doga sebelumnya disebut oleh TPNPB sebagai agen TNI/Polri di Papua atau mata-mata.
TPNPB mengklaim telah mengeksekusi Michelle Kurisi Doga di Jl Kimbim Wamena, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa (29/8/2023).
Baca juga: Dandim 1702 Jayawijaya Ungkap Kronologi Penemuan Mayat Michelle Kurisi Ndoga
Videonya sempat beredar di sosial media.
Dalam pernyataannya, TPNPB memberikan tuduhan bahwa Michelle adalah seorang agen intelijen Negara Indonesia yang menjadi target penembakan.
Dikutip dari YouTube Pos Kupang, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Johanis Parinussa membantah pernyataan pihak TPNPB.
Letkol Johanis menegaskan bahwa TNI tidak pernah menjadikan Orang Asli Papua (OAP) sebagai mata-mata atau agen untuk praktik spionase.