Pemilik Ponpes di Langkat Diduga Lecehkan Santriwati, Ini Kata Polisi
Kasus dugaan pelecehan kembali terjadi di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes). Kali ini sebuah Ponpes di Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Tujuannya, hanya ingin mengecek rambut NW yang katanya sudah digundul.
"Saya masukkan tangan saya dari balik jilbabnya. Saya pegang rambutnya, alhamdulillah rambutnya enggak digundul, cuma dicukur pendek. Tenang aja, nanti Buya bilang sama pengurus jangan digundul. Namanya untuk menghilangkan kutu, banyak caranya. Yang penting kamu di pondok aja jangan kabur lagi," ujar K menirukan ucapannya pada NW kala itu.
Tidak hanya memasukkan tangannya ke dalam kerudung, K mengaku memang ada mencubit pipi NW.
"Pokoknya saya bujuk, saya rayu, bahkan pipinya saya cubit, kamu itu cantik, kamu itu imut saya bilang. Intinya bagaimana hati dia ini semangat lagi, dan pikiran saya bagaimana santriwati ini betah di pondok pesantren," ujar K.
Mendengar bujuk rayuan itu, santriwati tersebut diam saja.
Namun K mengaku memegang kaki dan betis santriwati itu.
"Kamu ini bersih saya bilang. Pokoknya kamu mondok jangan kabur lagi. Dan pengurusnya saya panggil, kalian jangan gundulkan dia lagi, ini masalah biasa, masalah kecil. Bawa masuk ke pondok, gerbang dikunci," ujar K.
Santriwati itu pun akhirnya dibawa masuk ke dalam ponpes.
Tetapi menurut pemilik ponpes, pada saat itu tidak ada yang boleh berkunjung.
"Sementara tidak boleh ada yang berkunjung, karena untuk mengantisipasi, agar santriwati tak kabur. Karena pukul 11-12 WIB, waktu istirahat. Takut waktu kami tidur, dia kabur lagi, pening kami," ujar pemilik ponpes.
Pria berusia 35 tahun ini mengaku sudah mengetahui jika santriwati dan keluarganya sudah membuat laporan ke Polres Langkat.
"Jadi memang santriwati ini sudah melapor ke Polres Langkat pada Selasa (5/9/2023). Dan sebelumnya orangtuanya juga datang kemari, ngomong pelecehan seksual-pelecehan seksual, saya diam aja. Dan saya enggak tahu pelecehannya dimana," ujar K.
Meski demikian, K mengaku salah karena sudah memegang tangan dan rambut santriwati.
"Secara agama, itulah salah saya. Bagian intim tidak ada saya raba-raba, paha, dada apalagi kemaluan, itu tidak ada sama sekali. Saya hanya berinteraksi sebagai ayah dan anaknya sendiri. Kalau gak saya bujuk dia, kabur lagi, yang dituntut siapa, ya saya lagi," ujar K.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.