Benarkah Dua dari 4 Jasad Tanpa Kepala yang Ditemukan di Lampung Selatan Nelayan Asal Indramayu?
Hingga saat ini Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin belum memastikan terkait identitas mayat tersebut.
Editor: Dewi Agustina
Yusriandi mengatakan informasi itu berawal dari pakaian yang dikenakan jenazah.
"Orang Indramayu Jawa Barat bernama Juni menghubungi kami. Dia memberikan informasi bahwa dia mengetahui jenazah korban dari baju yang dikenakan jenazah tersebut," terangnya.
"Baju yang dikenakan jenazah, Mamae Zahra Mimie Attar dengan logo kapal bertuliskan Sinar Intan sama dengan baju korban kapal tenggelam yang ada di Indramayu. Dia pun memberikan bukti adanya baju yang sama dengan korban saat ditemukan, selanjutnya dia menghubungkan kami dengan keluarga korban yakni Bapak Kayim," ujarnya.
Warga yang diduga keluarga korban dari Indramayu ini juga mengirimkan foto pakaian yang bertuliskan Mamae Zahra Mimie Attar dengan logo kapal bertuliskan Sinar Intan, sama persis dengan yang dikenakan korban yang ditemukan di Bakauheni.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin menunjukkan foto selfie sejumlah ibu-ibu mengenakan kaos bertuliskan Mamae Zahra.
Tampak juga sebuah foto selfi yang menggambarkan komunitas/kumpulan sejumlah ibu-ibu dengan mengenakan pakaian tersebut kaos panjang dengan motif dan warna seperti kaos Mamae Zahra.
Baca juga: Misteri empat mayat tanpa kepala di Lampung: Apakah mereka korban pembunuhan berantai?
Setelah itu pihaknya menghubungi keluarga korban.
"Lalu kami menghubungi ayah atau orang tua dari keluarga korban yakni Bapak Kayim yang berlamatkan di Kandang Aur Indramayu Jawa Barat," katanya.
"Kemudian pihak keluarga menjelaskan bahwa dua anaknya atas nama Kasi (35) dan Tarsoni (25) bersama dengan 10 orang nelayan lainnya mencari cumi-cumi dengan menggunakan kapal nelayan Bintang Mutiara Jaya di perairan seputar Cirebon Jawa Barat, sekitar 1 bulan yang lalu," ujarnya.
Lebih lanjut Yusriandi mengatakan menurut informasi dari pihak keluarga, kapal yang ditumpangi anaknya tersebut mengalami musibah.
"Menurut penuturan pihak keluarga kapal yang digunakan anaknya tersebut terhempas ombak dan mengalami pecah. Dan mengakibatkan mereka menghilang," katanya.
"Tiga orang nelayan selamat. Sedangkan 9 orang lainnya sampai saat ini belum ditemukan termasuk kedua anaknya Bapak Kayim," ujarnya.
Namun pihaknya harus memastikan kembali terkait data dan bukti terkait informasi tersebut.
"Untuk lebih memastikan kembali bukti bukti otentik apakah memang ini benar keluarganya ini perlu juga kajian secara ilmiah seperti tes DNA dan pencocokan lainnya di Rumah Sakit Bob Bazar Kalianda," ujarnya.