TNI AU Sebut 2 Pesawat Super Tucano Jatuh di Gunung Bromo Masih 9 Tahun: Diduga Karena Cuaca Buruk
TNI AU mengatakan kedua pesawat tersebut dalam kondisi baik dan layak terbang.
Penulis: Erik S
Disinggung terkait dengan cuaca buruk yang dimaksud, pihaknya mengungkapkan adanya kumpulan awan yang menyelimuti lereng gunung.
"Jadi, awan yang menyelimuti lereng gunung. Membuat awak pesawat tidak bisa melihat dengan jelas," kata dia.
Agung Sasongkojati mengatakan penyebab kecelakaan tersebut masih diselidiki lebih lanjut.
TNI AU saat ini mencari Flight Data Recorder (FDR) kedua pesawat.
Baca juga: Kronologi Pesawat TNI AU Hilang Kontak hingga Ditemukan Jatuh di Pasuruan
"Karena di FDR menyimpan rekaman suara, gambar, ketinggian, kecepatan, lokasi, serta lain sebagainya," pungkasnya.
3 kru pesawat Mayor Pnb Yuda A. Seta, Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, dan Kolonel Pnb Subhan dinyatakan tewas.
Sementara Letkol Pnb Sandhra Gunawan belum ditemukan.
Seperti diberitakan, EMB-314 Super Tucano merupakan pesawat latih lanjut yang berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat anti perang gerilya.
Dengan desain tersebut, pesawat tersebut dapat berperan mendukung misi-misi pengintaian, close air support, dan penumpasan pemberontak.
Baca juga: Helikopter Dikerahkan untuk Evakuasi Pesawat Tempur TNI AU yang Jatuh di Pasuruan
Sebanyak 16 pesawat buatan pabrikan Embraer Brasil tersebut, dibeli oleh TNI AU pada tahun 2012 dan ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh.
Armada baru ini bertugas menggantikan pesawat OV-10 F Bronco yang telah dipensiunkan karena usianya yang tua.
Penulis: Kukuh Kurniawan
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul TNI AU Sebut 2 Pesawat Super Tucano Jatuh di Pasuruan Masih 9 Tahun dan Layak Terbang
dan
Cuaca Buruk Diduga Jadi Penyebab 2 Pesawat Super Tucano TNI AU Jatuh di Pasuruan