Korban Tewas akibat Penembakan Oknum Polairud Bertambah, Putra Sempat Bicara Ngawur Pasca Operasi
Korban tewas akibat penembakan yang dilakukan oknum Polairud Polda Sultra bertambah menjadi dua orang. Korban bernama Putra, berusia 17 tahun.
Penulis: Dewi Agustina
Selain itu, terlihat sejumlah personel Polairud yang berjaga di sekitaran ruang jenazah.
Jenazah Putra dibawa menggunakan peti yang dibungkus kain hijau dank diangkat oleh personel Polairud.
Ayah, ibu dan adik dari Putra menangis dan mengusap mata mereka di samping mobil jenazah.
Jenazah Putra dibawa menggunakan kapal nelayan ke kampung halaman di Desa Cempedak.
Herman Pembahako, pihak keluarga korban meminta polisi bisa mengungkap kasus penembakan yang menewaskan dua orang dan dua sedang dirawat.
Menurutnya, kasus penembakan ini bukan hanya bentuk penindakan polisi tetapi juga peristiwa pidana.
"Karena korban kasus penembakan ini bertambah sudah dua orang, ini harus diungkap polisi," ujarnya, Minggu (26/11/2023).
Herman mengatakan, kasus ini bukan hanya penembakan tetapi juga ada peristiwa lain.
"Karena tiga korban bukan hanya mengalami luka tembak, tapi korban Maco ada luka sayatan di tangan dan lutut. Ini pasti ada peristiwa lain," ungkapnya.
Kronologis Penembakan terhadap 4 Nelayan
Mengutip TribunnewsSultra.com, insiden penembakan terjadi pada Jumat (24/11/2023) sekira pukul 02.15 Wita.
Saat itu keempat nelayan, Maco, Putra, Ucok, dan Alung pergi mencari ikan dengan menggunakan kapal bodi.
Baru sekitar 100 meter dari bibir pantai, kapal yang mereka tumpangi tiba-tiba diadang oleh polisi dari Polairud Polda Sultra.
Ketiga itu ketiga oknum polisi yang mengadang sedang berpatroli.
Mereka menggunakan kapal jolor atau kapal kayu mesin.