Lingkaran Ibu Kota Nusantara, Kota Dunia Menjangkau Semua
Keterhubungan yang digagas untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) segera terwujud demi slogan Nusantara kota dunia untuk semua demi Indonesia Emas
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
Untuk operasi KA, rute 1 mulai beroperasi pada tahun 2035 dan sampai dengan tahun 2049 menggunakan 1 trainset (terdiri dari 3 kereta) dan setelahnya menggunakan 2 trainset. Rute 2, mulai beroperasi pada tahun 2040 dan sampai dengan tahun 2059 menggunakan 1 trainset (terdiri dari 3 kereta) dan setelahnya menggunakan 2 trainset. Dan rute 3, mulai beroperasi pada tahun 2050 dan cukup menggunakan 1 trainset (terdiri dari 3 kereta).
Merujuk pada proses analisis transportasi makro dan perilaku perjalanan pada rencana KA Perkotaan IKN tahap awal (rute 1), hasil analisis pertumbuhan permintaan perjalanan pada rute 1 (tahap awal), pada tahun pertama operasi (tahun 2035), pelayanan KA Perkotaan IKN diperkirakan akan melayani 1,693 orang per hari.
Angka itu mengalami pertumbuhan mencapai 8.757 orang per hari yang dilayani dengan 2 rute pelayanan KA pada tahun 2040. Tahun 2050, dengan 3 rute pelayanan KA, jumlah penumpang diperkirakan mencapai 32.641 orang per hari. Secara keseluruhan, pada tahun 2073, angkutan KA perkotaan IKN diperhitungkan akan melayani hingga 70.046 orang per hari.
Depo dan Balai Yasa
Depo dan Bali Yasa merupakan suatu prasarana untuk tempat perbaikan sarana baik itu berupa perawatan rutin, perawatan sedang maupun perawatan berat.
Depo kereta api adalah tempat untuk menyimpan dan tempat untuk melakukan perawatan rutin kereta api serta merupakan tempat untuk melakukan perbaikan ringan. Perawatan yang dilakukan biasanya merupakan pemeriksaan harian, periodik lainnya. Dalam perawatan harian termasuk juga pencucian kereta api. Pelaksanaan perawatan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka kecelakaan yang menyangkut kereta api
Balai yasa merupakan tempat untuk melakukan Semi Perawatan Akhir (SPA) dua tahunan pemeliharaan akhir empat tahunan, serta perawatan besar sarana perkeretaapian perbaikan dan modifikasi sarana perkeretaapian.
Lokasi Depo dan Balai Yasa direncanakan dibangun pada lokasi Stasiun Karangjoang yang merupakan lokasi stasiun kereta api yang akan menjadi besar (dengan beroperasinya lintas pelayanan KA Perkotaan Balikpapan – Wilayah IKN dan KA Trans Kalimantan). Kebutuhan lahan untuk bangunan Depo dan wilayah emplasemen Depo adalah 10.000 meter persegi.
Emplasemen di Stasiun Karangjoang sebagai lokasi Depo dan Balai Yasa. Depo yang direncanakan di daerah Karangjoang direncanakan berdasarkan PM No. 18 Tahun 2019 tentang Standar Tempat dan Peralatan Perawatan Sarana Perkeretaapian meliputi jalur perawatan (jalur masuk dan atau jalur keluar, jalur stabling, jalur pelaksanaan perawatan, jalur perpindahan, jalur pemeriksaan), bangunan utama untuk perawatan (jalur pelaksanaan perawatan, jalur pemeriksaan, ruang perawatan komponen, ruang pengawasan), bangunan untuk peralatan bantu (gudang suku cadang, ruang penyimpanan peralatan perawatan, ruang pembangkit listrik, tempat pengelolaan limbah, tempat penyimpanan dan pengisian pelumas dan bahan bakar), bangunan kantor (penyimpanan dokumen, ruang manajerial), fasilitas umum (tempat ibadah, tempat mandi dan toilet, tempat parkir, tempat makan, area evakuasi).
Sarana kereta yang akan digunakan adalah produksi PT INKA. Mulai sekarang PT Inka diajak diskusi untuk merumuskan jenis kereta yang sesuai kebutuhan.
80 Persen Listrik
Sistem transportasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih terus dimatangkan perencanaannya oleh Pemerintah beserta Otorita IKN (OIKN).
Chief Urban Mobility IKN Resdiansyah menjelaskan, saat ini OIKN sedang mematangkan konsep tersebut menjadi satu rencana induk transportasi.
"Tentunya direncanakan jauh berbeda dengan yang ada di Ibu Kota saat ini yaitu DKI Jakarta," ujarnya, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (20/02/2023).
Prinsipnya, konsep transportasi di IKN lebih berorientasi kepada kendaraan berupa angkutan umum ramah lingkungan dan berkelanjutan berbasis listrik atau electric vehicle (EV).
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa 80 persen transportasi di IKN adalah angkutan umum berbasis hijau seperti Electric Bus Rapid Transit (BRT), serta angkutan umum berbasis rel seperti MRT, LRT, dan lainnya.
"Ini penting jangan sampai dikira IKN menyiapkan konsep transportasi kendaraan listrik untuk kendaraan pribadi. Tidak sama sekali, tetapi arahnya adalah kendaraan angkutan umum massal berbasis green (EV)," jelasnya.
Selain itu, hirarki transportasi di IKN yang pertama diprioritaskan bagi pejalan kaki, kemudian pesepeda, dan terakhir angkutan umum.
"Ini terintegrasi satu sama lain dengan konsep kota 10 menit di mana first mile dan last mile transportasi IKN adalah dengan feeder-feeder shutle autonomus (tanpa awak) dan tentunya berjalan kaki dan bersepeda sehingga semua sudut kota terhubung," terangnya.
Menurut pria juga Vice President Intelligent Transport System (ITS) Indonesia itu, saat ini OIKN juga sedang mematangkan konsep 3D untuk transportasi IKN, yakni Desain, Dekarbonisasi, dan Digitalisasi.
Untuk design, perencanaan transportasi meliputi semua moda darat, laut, udara, dan sungai termasuk logistik yang direncanakan secara komprehensif terintegrasi satu sama lain dan terhubung.
"Sehingga pola perjalanan di IKN nanti memungkinkan desain kota cerdas 10 menit (10 minute city)," imbuh Resdiansyah.
Lalu untuk Dekarbonisasi, maksudnya semua transportasi yang lalu-lalang di IKN hanya yang ramah lingkungan.
Semuanya menggunakan renewable transport atau tidak menggunakan bahan bakar fosil.
Terakhir Digitalisasi, tentunya ini berkaitan dengan konsep kota cerdas (smart city) yang akan dikembangkan di IKN.
Karena tulang punggung sebuah kota cerdas salah satunya adalah mobilitas cerdas (smart mobility).
Untuk itu, pembangunan BRT dan lainnya akan banyak menggunakan konsep autonomous public transport alias transportasi publik tanpa awak.
Selain itu, juga kesiapan backbone digital nya seperti jaringan 5G dan jaringan komunikasi untuk transportasi cerdas akan disiapkan oleh Kominfo melalui jaringan spesifik.
"Seperti frekuensi 26 Ghz yang di spesifikan untuk penerapan transportasi cerdas," katanya.
Dengan pemanfaatan sistem transportasi cerdas yang tepat guna (sesuai dengan kebutuhan konsep IKN), maka akan tercapai kota hijau (green), terhubung satu sama lain (connected), dan berkelanjutan (sustainable).
"Tentunya yang tidak boleh dilupakan dalam membangun transportasi IKN adalah memadukannya dengan isu-isu ekonomi, sosial dan lingkungan dengan perencanaan fisik Ibu Kota Nusantara," papar Resdiansyah.
Berbagai terobosan di atas menjadikan IKN Nusantara seperti pusat lingkaran yang bisa diakses dari segala sektor dan arah.
Nusantara juga menjangkau semuanya, kepada masyarakat di Tanah Air juga dunia yang harus mengetahui peradaban baru kota di Indonesia ini.
(Tribunnews.com/ Chrysnha)