Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Muba Berawal dari Bisnis Jual Beli HP, Modal Rp 30 Juta Pemicunya
Motif pembunuhan satu keluarga di Muba ini ternyata dilatarbelakangi bisnis jual beli handphone antara pelaku Eeng dengan korban Heri.
Penulis: Dewi Agustina
Eeng mengungkapkan alasannya menendang jenazah Aurel sampai masuk ke septic tank agar tidak ketahuan.
"Supaya mayatnya tidak kelihatan pak," ujar Eeng.
Seperti diketahui keempat jenazah ditemukan pada tempat terpisah.
Heri dan Masturo ditemukan di dalam rumah, sementara M di pojok kebun sekitar TKP pertama dan A ditemukan di dalam septic tank.
"Mulanya saya berkelahi dengan Heri, lalu Heri lari ke dalam rumah sampai kamar saya pukul dia pakai kayu bakar. Lalu ibunya juga setelah dipukul saya ikat, masing-masing satu kali," katanya.
Dua anak Heri yang melihat kejadian itu kabur keluar rumah agar tidak menjadi sasaran, nahasnya Eeng mengejar dua bocah malang tersebut.
"Saya kejar pertama yang anaknya laki-laki dulu pak, baru habis itu yang perempuan. Setelah dipukul ditendang ke septic tank. Saya pukul juga anak-anaknya karena takut mereka bakal melapor ke warga, yang anak laki-laki lebih dari 2 kali pak," tuturnya.
Setelah menghabisi anak Heri, Eeng kembali ke rumah untuk memeriksa kondisi Heri.
Karena terlihat masih bergerak, Eeng memukulnya lagi sampai tak bergerak.
Eeng yang sudah menghabisi keempat korban mengambil uang tunai Rp 1,5 juta dan tiga handphone yang ada di rumah Heri.
Mengaku Diserang Duluan
Direskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo mengatakan berdasarkan keterangan pelaku, saat itu korban terlebih dahulu menyerang pelaku, sehingga terjadilah perkelahian.
Pelaku memukul korban dengan kayu, korban Masturo ibu korban yang melihat kejadian ingin membantu korban.
"Ibu atau nenek korban pun ikut dipukul pelaku dengan kayu. Saat itu dua anak korban yang berusia 12 tahun dan 5 tahun waktu kejadian melarikan diri ke arah belakang rumah lalu dikejar pelaku," jelasnya.
Kemudian pelaku kabur membawa handphone lalu dibuang ke sungai beserta kayu yang digunakan untuk memukul keempat korban.