“Oleh karenanya kampus STHD ini harus terus bergerak untuk dapat meningkatkan kualitas lulusannya. Selain itu, berbagai situs sejarah, artefak yang ada di Pulau Jawa, seperti Candi Prambanan dan masih banyak candi-candi yang lain memerlukan SDM untuk dapat mengungkap dan juga merawat peradaban Indonesia,” katanya.

Sehingga, lanjut dia, aktivitas-aktivitas akademis dan riset-riset ilmiah harus diupayakan untuk dikembangkan oleh Perguruan Tinggi, dan STHD berpeluang untuk dapat menjaga hal tersebut.

“Dengan demikian, STHD yang sudah hampir lima tahun menunggu keputusan dan penegerian kampus ini untuk dapat meningkatkan aktivitas-aktivitas ilmiah agar dapat merawat dan menjaga peradaban Nusantara,” tuturnya.

Terakhir, Ditjen Bimas Hindu berharap semoga STHD segera dinegerikan dan menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu pertama yang berstatus negeri di Pulau Jawa.

Hadir dalam kegiatan ini Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian PAN-RB Nanik Murwati, Plt. Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PAN-RB Herman, Asisten Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian PANRB R. Roro Vera Yuwantari Susilastuti serta perwakilan tokoh dan organisasi Agama Hindu, Direktur Pendidikan Hindu Trimo, Ketua STHD Klaten, Kakanwil Kemenag Jawa Tengah Musta’in Ahmad, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Al Makin, Rektor UIN Raden Mas Said yang diwakili oleh Wakil Rektor I Zainul Abas, Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya.

Selain itu, hadir juga Kasubdit Pendidikan Tinggi Ditjen Bimas Hindu, Pembimas Hindu Provinsi Jawa Tengah, Camat Klaten Utara, Kepala Desa Karanganom, Ketua PHDI Yogyakarta, Jawa Tengah, Karanganyar, Solo, dan Sukaharjo, Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Pengurus Yayasan Pendidikan Widya Aksara Dharma, Ketua Pokjaluh Kabupaten Klaten, Ketua KKG dan MGMP Kabupaten Klaten serta Dosen dan juga Mahasiswa STHD Klaten.

(Tribunnews.com/Willy Widianto)