Pesawat Smart Air Jatuh, Awak Ditemukan Setelah Pilot Buat Asap 'SOS'
Awak pesawat Smart Air yang jatuh di belantara Nunukan, Kalimantan Utara akhirnya ditemukan oleh Tim SAR gabungan.
Editor: Hendra Gunawan
"Bahwa kebetulan pagi kemarin sebelum berangkat, kami meminta datanya dan kebetulan cuacanya dalam kondisi bagus.
Untuk jarak tempuh ke Binuang 1 jam dari Tarakan.
Jam terbang pilotnya sendiri di Pilatus, cukup lama di area Kalimantan. Totalnya jamnya sebanyak 754 jam. Kemudian di Kaltara sendiri sudah kurang lebih setahun," papar Nasrul.
Kemudian lanjut Nasrul, kapasitas pesawat tidak bisa ditentukan berapa yang bisa dibawa maksimal, menurutnya untuk muatan itu dihitung sesuai jarak dan bahan bakar yang dibawa.
“Dengan Rute Tarakan-Binuang, dengan bahan bakar dibawa bisa angkut 650 kilogram dan itu sudah dengan krunya,” jelasnya.
Kemudian lanjutnya, perintis kargo rute Tarakan-Binuang ini terbang seminggu sekali.
Kemarin jadwalnya sedang tidak mengangkut penumpang dan hanya mengangkut barang. "Hanya ada kru (pilot) dan engineer.
Dan yang dibawa adalah bahan pokok seperti barang subsidi perintis kementerian," jelasnya.
Seharusnya kata Nasrul, jika sudah tiba di Binuang yang jadwal normalnya berangkat dari Tarakan pukul 08.30 WOITA tiba pukul 09.20 WITA, maka berlanjut menuju Desa Data Dian, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau.
"Seharusnya kalau sampai Binuang, selanjutnya menjalankan perintis lagi akan ke wilayah lain lanjut ke Malinau dan lanjut perintis ke Data Dian untuk perintis Malinau," terangnya.
Berkaitan dengan SOP sebelum terbang, memang satu orang lainnya yakni Deni S ikut dalam penerbangan karena bertugas sebagai engineer on board.
"Sebenarnya pesawatnya stanby di home base Malinau tapi di Tarakan menginap sehari, dan memang kami bawa engineer.
SOP kami sebelum keberangkatan pesawat itu, semua komponen pesawat dicek. Dan sebelum dicek, dirilis. Jadi kondisi pesawat bagus. Dan pesawat itu masih baru,” tegasnya.
Nasrul menyampaikan bahwa untuk PK SNE ini sendiri beroperasi dari 2017.