Nasib Korban Penipuan Takjil Masjid Zayed Solo, Terlilit Utang Ratusan Juta dan Takut Keluar Rumah
Kasus penipuan order fiktif takjil di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah diproses secara hukum. Korban harus berutang untuk memenuhi pesanan
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Mertua Eko sekaligus korban, Supodo, mengatakan pelaku tak kunjung membayarkan uang pesanan makanan hingga Lebaran.
Supodo mengungkapkan Eko berpura-pura memiliki hubungan dekat dengan pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dan mendapatkan pesanan untuk takjil selama Ramadhan.
Baca juga: Gibran Soroti Order Fiktif Makanan Sahur di Masjid Sheikh Zayed, Pengusaha Catering Rugi Rp1 Miliar
“Sering menunjukkan WA kayanya dalam lingkungan situ entah berkaitan apa nggak tahu. Saya betul-betul mengirim dan bisa menyerahkan,” ungkapnya, Sabtu.
Ia menjelaskan dalam perjanjian awal, pembayaran dilakukan setiap seminggu sekali.
Namun, pelaku selalu menghindar ketika jatuh tempo dengan alasan uang dari Masjid Raya Sheikh Zayed belum turun.
"Otomatis pengajuan dari masjid. Saya sudah yakin karena sering keluar masuk masjid,” bebernya.
Sementara itu, Kusnadi Slamet Widodo mengaku tak curiga terhadap Eko saat pembayaran selalu diundur.
“Saya tanya kok nggak cair. Ini ada masalah di TU katanya. Uangnya transferan dari Arab atau mana habis. Ini suruh ngelanjutkan. Semaksimal mungkin saya usaha sampai selesai,” terangnya.
Kusnadi yang juga teman pelaku merasa tertipu setelah setiap hari mengirimkan ratusan porsi makanan untuk buka puasa di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Setelah Lebaran, kedua korban melaporkan kasus ini dan meminta pelaku segera melunasi pembayaran.
Baca juga: Kronologi Penipuan Takjil di Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Catering Rugi Hampir Rp1 Miliar
Kata Pihak Masjid
Sebelumnya, Wakil Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Bagus Sigit Setiawan, menyatakan pihak masjid tidak bekerja sama dengan kedua catering yang menjadi korban penipuan.
Selama bulan puasa ada beberapa makanan yang dikirimkan dan pihak masjid menganggapnya sebagai sedekah.
Lantaran jumlahnya terlalu banyak, makanan tersebut dibagikan ke warga sekitar.
“Iya sempat (diantar ke masjid). Bilangnya shodaqoh. Menjelang sahur."