Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Korban Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumbar, Terseret Arus saat Rapat Muda-Mudi di Agam

Inilah cerita korban selamat dari banjir bandang lahar dingin di Sumbar. Sempat terseret arus hingga berhasil naik ke atap warga

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Cerita Korban Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumbar, Terseret Arus saat Rapat Muda-Mudi di Agam
AFP/REZAN SOLEH
Tim penyelamat dan masyarakat memindahkan kayu-kayu yang terbawa arus ke pemukiman warga saat mencari korban hilang di Desa Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada 14 Mei 2024. - Tim penyelamat menemukan lebih banyak jenazah pada 14 Mei setelah banjir bandang dan aliran lahar dingin di pulau Sumatra di Indonesia pada akhir pekan menewaskan sedikitnya 50 orang dan menyebabkan 27 lainnya hilang, kata badan bencana negara. (Photo by REZAN SOLEH / AFP) 

"Saat mulai besar itu, anak dan keponakan saya langsung pulang, tapi ke rumah ibu saya. Tak lama setelah itu air semakin membesar dan membawa material yang cukup banyak berupa kayu dan batu yang ukurannya melebihi orang dewasa menghantam rumah ibu saya," katanya.

"Karena takut, anak saya menelfon sambil menangis dan mengatakan bagaimana situasi rumah ibu saya yang berdentum terus menerus karena dihantam air dan material kayu dan batu," lanjutnya.

Nahas, Karmila dan keluarganya tak bisa keluar rumah untuk menjemput anaknya karena kondisi di luar rumah yang tak memungkinkan.

Setelah banjir surut, ia pun mencari informasi terkait keberadaan keluarganya.

Saat itu ia mengetahui bahwa rumah dan keluarganya tersapu oleh banjir.

"Adik sama anak saya berhasil dibantu diselamatkan oleh warga, tapi ibu dan keponakan saya tidak berhasil terselamatkan dan terbawa banjir," ujarnya.

"Sekira pukul 01.00 WIB jasad ibu saya ditemukan oleh tim gabungan, sementara itu keponakan saya ditemukan sekira pukul 08.00 WIB paginya," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, adik dan anaknya tengah menjalani perawatan di puskesmas karena mengalami luka-luka.

"Anak saya sangat trauma, tadi dari rumah sakit sudah dibawa pulang. Tapi di posko ia selalu mengigau saat istirahat dengan memanggil nama keponakan saya, jadi ia dibawa lagi ke puskesmas untuk perawatan," ujarnya.

"Jenazah ibu dan keponakan saya juga sudah langsung disemayamkan pagi tadi," sambungnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul DETIK-DETIK Menegangkan Liviya dan Kawan-Kawan Terbawa Arus Banjir Bandang Sumbar, Akhirnya Selamat!

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunPadang.com, Fajar Alfaridho Herman/Wahyu Bahar)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas