Realisasikan Hasil Riset BRIN, Pemkot Semarang Pasang Alat Pendeteksi Longsor dan Banjir di 20 Titik
Pemerintah Kota Semarang berupaya melakukan antisipasi dini pencegahan longsor dan banjir dengan mengimplementasikan hasil penelitian BRIN.
Editor: Content Writer
"Kebanyakan orang menduga longsor dari gerakan. Kalau dari gerakan mungkin waktunya terlalu cepat, sehingga terlambat memberikan informasi. Tapi kami melihat dari tingkat kejenuhan tanah. Saat dalam kondisi itu, akan ada peringatan agar dilakukan evakuasi," imbuh dia.
BRIN berencana menerapkan ModAthus (alat takar hujan sementara) ini di 20 titik sekolah dasar di Kota Semarang.
"Penerapan alat ini sebenarnya semakin banyak semakin bagus, namun kami menemukan 20 titik yang lokasinya mewakili kebutuhan curah hujan. Hari ini baru 4, selanjutnya akan menyusul secara bertahap," kata dia.
Baca juga: Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Gandeng BBWS Pemali Juana Bersihkan Saluran dari Sampah
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, setelah meresmikan Co-Working Space BRIN pada 20 Mei lalu, kini saatnya Pemkot Semarang mengimplementasikan hasil riset tersebut.
"Tak hanya peresmian, tapi bagi saya yang penting adalah keberlanjutan. Seperti implementasi uji emisi dengan menggandeng Ojol," kata Mbak Ita sapaannya, Sabtu (1/6).
Selain itu, lanjut Mbak Ita, ada alat pendeteksi banjir, longsor, dan curah hujan. ModAthus dinilai dapat menjadi salah satu alat yang bisa membantu Kota Semarang dalam menganalisis dan mendeteksi bencana, khususnya banjir dan longsor.