Bencana Kekeringan Terjadi di Gunungkidul, Masyarakat Beli Air Bersih dari Pihak Swasta
Sebanyak tujuh padukuhan dari Kapanewon Tepus dan Giripanggung sudah mengajukan permohonan droping air bersih
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Sebanyak 380.000 liter atau setara 76 tangki air bersih pun telah disalurkan ke masyarakat Kabupaten Gunungkidul terdampak kekeringan.
Sebanyak tujuh padukuhan dari Kapanewon Tepus dan Giripanggung sudah mengajukan permohonan droping air bersih.
"Dua wilayahnya ini sudah meminta droping air bersih sejak awal Juni kemarin. Bahkan, beberapa masyarakat sudah membeli air dari pihak swasta," ungkap Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Gunungkidul Sumadi saat dikonfirmasi, Kamis (20/6/2024).
Ia menuturkan, dua wilayah tersebut memang langganan kekeringan saat masuk musim kemarau karena memiliki sedikit sumber air serta beberapa daerah belum memiliki jalur air bersih dari PDAM.
Baca juga: Cegah Karhutla, BMKG Modifikasi Cuaca di 5 Provinsi yang Berpotensi Kekeringan Juli-September
"Karena minimnya sumber air dan sulitnya akses PDAM. Sehingga, sebagian besar warga di sana mengandalkan air hujan. Ketika masuk musim kemarau seperti ini, hujan akan jarang turun otomatis warga pun ikut terdampak," tuturnya.
Untuk menghadapi tantangan musim kemarau ini, BPBD Gunungkidul menyiapkan stok air bersih sebanyak 100.000 tangki berkapasitas 5.000 liter per tangkinya.
Dirinya pun mengimbau masyarakat tak perlu khawatir, diharapkan stok tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Untuk menghadapi kekeringan ini kan tidak hanya mengandalkan dari dropping air BPBD, tetapi tiap kapanewon juga menyiapkan stok air bersih, sehingga harapannya ini mencukupi.
Kalaupun misalnya di tengah jalan nanti stok airnya kurang, kami bakal mengajukan kembali," tutur dia.
Sebelumnya, sejumlah warga di Kabupaten Gunungkidul mulai membeli air bersih.
Seperti yang dirasakan oleh warga Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Gunungkidul.
Mereka mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Salah satunya, Tumini (40) warga Padukuhan Temuireng, dia mengungkapkan hujan sudah tidak turun sejak sebulan yang lalu.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia