Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pratu Rizal Cerita Kondisi Tambang Emas Suwawa, Rawan Konflik, Sempat Bantu Evakuasi Jenazah Korban

Para penambang menggali lubang gunung emas di wilayah itu hingga mencapai kedalaman 200 meter.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pratu Rizal Cerita Kondisi Tambang Emas Suwawa, Rawan Konflik, Sempat Bantu Evakuasi Jenazah Korban
Tribun Gorontalo/Husnul Puhi
Pratu Rizal Kapoyos seorang TNI Gorontalo menceritakan pengalamannya berjaga 5 bulan di Tambang Emas Suwawa dan merasakan longsor sekaligus menjadi tim evakuasi dalam pencarian korban longsor. 

"Jadi yang terjadi longaor pertama itu di titik bor 17, 18, dan 19. Sekitar jam empat subuh, baru di titik bor 1 dan 3. Itu lokasi yang paling parah," jelasnya.

Saat kejadian itu, Pratu Rizal bersama temannya diperintahkan oleh komandannya untuk turun dari lereng gunung itu.

Hal itu untuk menjaga keselamatan dan nyawa dari para personel TNI Gorontalo.

Tiga hari berselang usai kejadian longsor, tepatnya saat Tim Evakuasi melakukan pencarian korban di hari ke 3, Pratu Rizal bersama personel TNI lainnya ditugaskan kembali untuk berjaga di Posko 6 SAR yang berdekatan dengan titik bor 17, 18, 19 dan gergaji.

Saat berjaga, ia sempat membantu tim evakuasi mengangkut jenazah yang telah terbungkus dengan kantong mayat menuju ke posko lainnya.

"Saat itu memang kondisi mayat sudah bau, biar saya pakai masker tetap tembus. Kondisi mayatnya sudah bengkak," tuturnya.

Namun demikian, ia tetap mengangkut jenazah itu.

Berita Rekomendasi

Kisah Pratu Rizal Kapoyos ini menjadi bukti nyata pengabdian TNI dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat, meskipun dalam situasi yang sangat berbahaya sekalipun.

Pengalaman lima bulan di tambang emas Suwawa tidak hanya menambah wawasan dan keterampilan Pratu Rizal dalam menjalankan tugas, tetapi juga memperkuat solidaritas dan kebersamaan di antara anggota TNI dengan masyarakat.

Alasan Dihentikannya Proses Pencarian

Sementara itu berdasarkan data sementara, jumlah korban meninggal sebanyak 27 orang dan korban hilang 31 orang.

Pj Gubernur Gorontalo, Rudi Salahudin, mengatakan penghentian operasi pencarian merupakan keputusan bersama dari Pemkab Bone Bolango, Pemprov Gorontalo, Polda Gorontalo, Korem 133/NW, Basarnas, dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).

"Dihentikan setelah tujuh hari tanggap darurat operasi pencarian, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) Basarnas," ucapnya, Jumat (12/7/2024), dikutip dari TribunGorontalo.com.

Menurutnya, kecil kemungkinan korban yang terjebak longsor masih hidup.

Diketahui, longsor terjadi di area tambang emas ilegal pada Sabtu (6/7/2024) malam hingga Minggu (7/7/2024) dini hari.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas