Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Suwardi, Sopir Ambulans yang Viral Turunkan Jenazah Bayi: Kalau Seandainya Dipecat Saya Pasrah

Suwardi mengaku bersalah kepada keluarga pasien karena sempat meminta biaya tambahan di luar Perbup bayar BBM mobil.

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in Sosok Suwardi, Sopir Ambulans yang Viral Turunkan Jenazah Bayi: Kalau Seandainya Dipecat Saya Pasrah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO
Suwardi, Sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang bertahan di sekitar Tugu BI sampai jenazah bayi berangkat ke rumah duka menggunakan kendaraan lain. Suwardi mengaku bersalah kepada keluarga pasien karena sempat meminta biaya tambahan di luar Perbup bayar BBM mobil. 

Bayi tersebut lahir normal di RSUD Ade M Djoen Sintang. Namun sudah meninggal dalam kandungan.

"Itu pun kami ndak punya uang. Terus minta tolong. Dibantu sama Pak Dewan," kata Ojong Ojong, kakek bayi ditemui lokasi kejadian.

Suwardi, Sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang bertahan di sekitar Tugu BI sampai jenazah bayi berangkat ke rumah duka menggunakan kendaraan lain.
Suwardi, Sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang bertahan di sekitar Tugu BI sampai jenazah bayi berangkat ke rumah duka menggunakan kendaraan lain. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO)

Setelah membayar biaya jasa ambulans, keluarga dan jenazah bayi tersebut berangkat ke Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir.

Mobil ambulans berhenti sebentar di SPBU untuk mengisi BBM.

Kata Ojong, oknum sopir tersebut meminta tambahan biaya membayar minyak jenis Dexlite sebesar Rp 600 ribu.

"Kata sopirnya, minta duit 600 ribu untuk beli minyak. Aku jawab ndak punya duit dan sudah kami bayar di kasir. Kata sopir ndak bisa gitu. Itu urusan saya, kasir ndak ada urusan," ungkap Ojong.

Baca juga: Pengakuan Sopir Ambulans Viral Turunkan Jenazah Bayi Karena Keluarga Tak Mau Bayar Bensin Rp600 Ribu

Pihak keluarga merasa sakit hati dengan ucapan sopir tersebut. Lalu memutuskan keluar dari mobil ambulans.

BERITA TERKAIT

Sementara jenazah bayi laki-laki tersebut digendong oleh neneknya.

"Hati saya sakit. Kami masih sadar (tidak berbuat anarkis) Saya ndak terima. Cucu meninggal," kata Ojong.

Cukup lama mobil ambulans berhenti di area SPBU. Sementara jenazah bayi sudah digendong keluar oleh neneknya.

Suasana cukup tegang. Pihak keluarga tak terima dengan perlakuan oknum sopir tersebut.

Ojong pun tak kuasa menahan tangis karena diperlakukan tak masuk akal.

Setelah lebih dari satu jam, jenazah bayi tersebut akhirnya dibawa ke rumah duka menggunakan mobil penumpang dan tiba di Nanga Mau sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

"Kami selaku masyarakat tidak terima seperti ini. Cara seperti ini menindas rakyat. Betul betul Kami tidak terima. Jangan sampai terjadi seperti ini. Tolong kasian masyarakat lain," ujar Ojong sesenggukan.

Baca juga: Viral Polantas Pungli Uang Receh ke Sopir Pikap di Tol Halim, Kombes Latif Usman Minta Maaf

Penjelasan Rumah Sakit

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas