Soal Meninggalnya Aulia Risma, Keluarga Sudah Lapor ke Kaprodi soal Jam Kerja tapi Tak Digubris
Inilah kabar terbaru soal kasus meninggalnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi, Universitas Diponegoro (Undip)
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Bobby Wiratama
Beberapa buktinya yakni obrolan di WhatsApp hingga bukti transfer bank.
Bukti-bukti tersebut untuk menguatkan laporan perundungan, intimidasi, dan ancaman yang diterima oleh korban.
Ditanya soal siapa saja yang dilaporkan, Misyal masih belum berani membeberkan nama-nama tersebut.
"Untuk yang dilaporkan siapa? kami belum berani sebut nama. Yang jelas laporan terkait pengancaman intimidasi, pemerasan dan hal-hal lain," sambung Misyal.
Meski begitu, Misyal Ahmad menegaskan bahwa pihak yang dilaporkan adalah para senior korban dan juga Kaprodi jurusan yang ditempuh oleh korban.
"Terlapor lebih dari satu orang. Semua seniornya. Kami laporkan mereka karena ada pembiaran dan tidak ada penanganan maksimal dari guru (dosen)," bebernya.
Kuasa hukum dari Kementerian Kesehatan ini berharap, dari laporan ini, bisa memicu korban-korban lain untuk buka suara.
Ia ingin kejadian ini bisa jadi bola salju yang membuat korban-korban lain berani melapor.
"Korban lain harus berani mengadu supaya dunia kesehatan tidak terkontaminasi hal-hal negatif,"
"Dokter itu harus bermental santun bukan main gaya preman," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Selama Jalani PPDS Anestesi Undip, Mendiang Dokter Aulia Alami Perundungan, Intimidasi dan Pemerasan
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, Iwan Arifianto)(Kompas.com, Muchamad Dafi Yusuf)