Terpidana Vina Cirebon Ngaku Disiksa Polisi Bernama Anwar: Kepalanya Digetok Gembok, Diinjak-injak
Hadi Saputra bercerita sejak awal ditangkap mereka sudah mendapat penyiksaan mulai dipukul, diinjak, sampai dihantam gembok dan penggaris besi.
Editor: Erik S
Mulai dari dipukul, diinjak, sampai dihantam gembok dan penggaris besi.
Pada awal September 2016, penyiksaan terhadap mereka tetap berlangsung.
"Ada pergantian piket polisi, anggota masih, dia bilang 'kita olahraga pagi dulu', disitu kami disiksa lagi, pukulin lagi," kata Hadi Saputra.
Sepanjang hari itu Hadi dan kawan-kawan mendapat penyiksaan.
Baca juga: 4 Saksi Sidang PK Vina Bakal Jelaskan Keberadaan 6 Terpidana saat Malam Kejadian
"Saya dipukulin polisi, diinjak-injak," katanya.
Bahkan saking sadisnya, kelamin para terpidana ini juga ikut kena sasaran.
"Terus maaf, (nangis) kelamin-kelamin kami dibakar. Kita disuruh pakai balsem, diolesin pakai balsem," kata Hadi Saputra.
Akibatnya semua tubuh mereka sakit sampai susah tidur.
"Mau tidur juga susah, duduk juga susah," katanya.
Keesokan harinya, Hadi Saputra masih berkukuh bahwa dirinya tak terlibat kasus Vina Cirebon.
Sampai kemudian ada satu oknum polisi yang memanggilnya.
Baca juga: Saksi Baru Kasus Vina Muncul Lagi, Ungkap Detik-detik Eky Terlempar dari Motor: Kepala Bentur Tiang
"Saya berontak saya maju lagi, di situ ada satu anggota saya dibawa ke ruangannya, saya pakai baju PUI waktu masih sekolah, 'kok kamu pakai baju PUI ? kamu sekolah di situ ? tahun berapa ?'," kata Hadi menirukan ucapan polisi tersebut.
Hadi mengaku angkatan 2011-2012 di SMK PUI Cirebon.
"Angkatan 2011-2012, 'berarti adik kelas dong' kata dia. 'bapak tahun berapa ?'. 'Tahun 2008'," kata Hadi.