Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Ambruk, Korban Gempa di Bandung Ini Berharap Ada Bantuan Pemerintah

Reni mengaku masih syok dengan kejadian yang menimpa rumahnya itu apalagi rumah yang sudah ditempati sejak 2006 itu porak poranda.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Rumah Ambruk, Korban Gempa di Bandung Ini Berharap Ada Bantuan Pemerintah
AFP/TIMUR MATAHARI
Seorang pria berjalan di samping rumah yang runtuh setelah gempa berkekuatan 4,9 skala Richter melanda Kertasari, Jawa Barat, pada 18 September 2024. - Setidaknya 700 rumah rusak, 82 orang terluka dan tidak ada kematian yang dilaporkan, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat. (Photo by Timur MATAHARI / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -  Sebuah rumah 2 lantai di Kampung Lapang Sari, RT 01/18, Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung roboh akibat terdampak gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo yang terjadi Rabu(18/9) sekitar pukul 09.41 WIB. 

Bagian atap dan dinding porak poranda akibat diguncang gempa sehingga saat ini rumah tidak bisa digunakan lagi.

Reni Herawati (47), pemilik rumah mengatakan, tempat tinggalnya roboh saat terjadi gempa.

Beruntung, dia dan suaminya bisa menyelamatkan diri keluar rumah.

"Kejadiannya enggak ada aba-abanya, (gempa) langsung besar dan rumah langsung runtuh semua.

Saya sedang di dapur, terus enggak kelihatan karena reruntuhan bangunan dan asap," ujar Reni.

Baca juga: Whoosh Klaim Infrastrukturnya Terbukti Tahan Gempa

Reni memastikan tidak mengalami luka apapun meski rumahnya roboh. Suaminya mengalami sedikit luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan dari material bangunan lantai dua.

Berita Rekomendasi

"Kalau Bapak tertimpa (bangunan), tapi alhamdulillah baik-baik saja. Tapi rumah yang lantai duanya ambruk ke bawah. Saya selamat karena lagi di dapur," kata Reni.

Ia mengaku masih syok dengan kejadian yang menimpa rumahnya itu apalagi rumah yang sudah ditempati sejak 2006 itu porak poranda.

"Saya sudah lama tinggal di sini dan sudah dua kali terdampak gempa, sekarang sama tahun 2009. Waktu itu rumah rusak juga tapi saat ini yang paling parah," ucapnya.

Reni pun tampak tak kuat menahan kesedihannya saat melihat rumahnya yang sudah hancur total karena pasti butuh biaya yang besar untuk memperbaikinya.

"Ini saya masih syok, semoga setelah kejadian ini ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumah," kata Reni.

Seorang anak sekolah dasar (SD) di Garut, Jawa Barat mengalami luka sobek di bagian kepala. Korban bernama Indra (9) warga Kampung Katomas, Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat tersebut tertimpa material plafon gedung Sekolah Dasar(SD) saat hendak berlari menyelamatkan diri.

Kapolsek Pasirwangi Iptu Aji Wahyono mengatakan, saat ini korban sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas Padawaas.  

"Korban mengalami luka sobek di bagian kepala, harus dijahit hingga tiga jahitan, dan mengalami luka memar di bagian leher," ujarnya

Korban diketahui merupakan murid sekolah dasar (SD) 4 Barusari, Pasirwangi. duduk di bangku kelas 3.

"Kita akan pantau terus kondisinya, semoga ananda Indra segera pulih," ungkapnya. 

Baca juga: Gempa Guncang Bandung, Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Dibatalkan, Sejumlah Bangunan Rusak

Iptu Aji menjelaskan saat ini pihaknya bersama unsur Forkopimcam Pasirwangi masih melakukan pemantauan di setiap desa terkait jumlah kerusakan akibat gempa

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak panik saat gempa susulan terjadi.  

"Desa Barusari di Kecamatan Pasirwangi memang yang paling terdampak, ada ratusan rumah rusak masih kita data jenis kerusakannya," ujarnya.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Jawa Barat imbas gempa berkekuatan magnitudo 4,9 ada 82 orang mengalami luka-luka.

Ada 800 bangunan rusak, kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Bandung sebanyak 491 unit rumah dan Kabupaten Garut 209 unit rumah.

Warga berlindung di lapangan terbuka pascagempa berkekuatan 4,9 skala Richter mengguncang Kertasari, Jawa Barat, pada 18 September 2024. - Sedikitnya 700 rumah rusak, 82 orang luka-luka dan tidak ada korban jiwa, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat. (Photo by Timur MATAHARI / AFP)
Warga berlindung di lapangan terbuka pascagempa berkekuatan 4,9 skala Richter mengguncang Kertasari, Jawa Barat, pada 18 September 2024. - Sedikitnya 700 rumah rusak, 82 orang luka-luka dan tidak ada korban jiwa, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat. (Photo by Timur MATAHARI / AFP) (AFP/TIMUR MATAHARI)


“Pada rumah terdampak, BPBD Jabar masih menunggu informasi dari BPBD di tingkat kabupaten untuk menentukan tingkat kerusakannya,” kata Humas BPBD Jabar Hadi Rahmat.

Jumlah korban luka-luka sejumlah 82 orang. Mereka yang luka-luka teridentifikasi di Kabupaten Bandung 82 orang dan satu orang warga Kabupaten Garut.

“Dengan rincian 59 warga mengalami luka ringan dan 23 orang luka berat. Hingga kini tidak ada laporan adanya korban jiwa,” katanya

Untuk warga yang mengalami luka berat akibat terkena reruntuhan bangunan, kata dia, saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Bedas Kertasari dan Puskesmas Bedas. dampak dari gempa itu terpantau terjadi di Desa Tarumajaya, Cihawuk, dan Cibeureum (Kecamatan Kertasari), kemudian Desa Margamukti (Kecamatan Pangalengan), Desa Cikawao (Kecamatan Pacet); Desa Pinggirsari (Kecamatan Arjasari); dan Desa Bojongmanggu (Kecamatan Pameungpeuk) di Kabupaten Bandung.

Di Kabupaten Garut, kerusakan terjadi di Desa Barusari, Pasirwangi, Sarimukti, dan Talaga (Kecamatan Pasirwangi),  Desa Sirnajaya (Kecamatan Tarogong Kaler),  dan Desa Mekarjaya (Kecamatan Sukaresmi). Gempa ini menyebabkan sebanyak delapan rumah, dua fasilitas kesehatan, dua bangunan fasilitas umum, satu sarana pendidikan, dan satu tempat ibadah di Kabupaten Bandung mengalami kerusakan. Sementara di Kabupaten Garut, tujuh rumah dan satu sarana pendidikan rusak.

BPBD Jabar dan BPBD kabupaten/kota terus berkoordinasi melakukan asesmen atas korban dan kerusakan dampak dari gempa itu. Berdasarkan laporan BPBD Jabar, getaran gempa tersebut terasa mulai dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, bahkan seluruh Jabar. Gempa yang terasa beberapa detik saja itu, membuat warga di kawasan Bandung Raya sempat panik.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, penyebab gempa magnitudo 4,9 yang melanda Kabupaten Bandung, Jawa Barat disebabkan oleh Sesar Garsela. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan Sesar Garsela memicu rentetan gempa bumi dangkal di Bandung.

Adanya aktivitas Sesar Garsela di Jawa Barat itu, kata Daryono, memiliki mekanisme sumber pergerakan geser turun. Gempa tersebut gempa dangkal dengan titik pusatnya terletak di darat pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 7.19 LS,107.67 BT atau berjarak 24 kilometer dari arah Tenggara Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang diragukan kebenarannya sampai hasil analisis peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG, dan mengikuti panduan mitigasi dampak bencana dari pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jawa Barat.

"Sesar ini(Garsela) memiliki struktur memanjang dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung sepanjang 42 km. Terdapat dua segmen sesar Garsela, yaitu segmen Rakutai (utara) sepanjang 19 km dan segmen Kencana (selatan) sepanjang 17 km,"kata Daryono.

Baik segmen Rakutai dan segmen Kencana di sesar Garsela ini disebut memiliki aktivitas yang sama aktifnya.

Aktivitas gempa yang terjadi di zona sesar Garsela dominan memiliki mekanisme sumber sesar geser (strike slip).

Lebih lanjut, jika mengamati klaster gempa-gempa di Garut selatan, tampak pola zona sesar Garsela berarah baratdaya–timurlaut. Sesar Garsela disebut sebagai sesar aktif karena sejak 2008, BMKG mencatat adanya kluster aktivitas kegempaan atau seismisitas di zona sesar ini. (Tribun Network/mat/man/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas