Saksi Cleaning Service di Kejagung Diduga Digunduli, Benarkah Menyulitkan Tes DNA? Ini Kata Pakar
Arteria Dahlan pertanyakan alasan saksi cleaning service tersebut digunduli. Ia mengingatkan akan susah melakukan cek DNA jika rambut plontos.
Penulis: Anita K Wardhani
Cara Pengambilan Sampel Tes DNA, Dari Rambut Hingga Sperma
Tes DNA dilakukan dengan banyak cara.
Jika untuk menmbil untuk pengujian garis keturunan, para ahli akan mengambil sedikit dari bagian tubuh.
Nah, rambut adalah salah satu bagian tubuh yang diambil selain urine, liur, cairan vagina, sperma darah, atau jaringan tubuh lainnya.
Sampel tersebut akan dibandingkan dengan orang lain untuk mengetahui hubungan keturunan.
Tes DNA untuk Ungkap Kasus Kriminal
Kebakaran di Kejagung ini seolah banyak memunculkan kecurigaan. Bahkan sampai saat ini kasus ini masih dalam penyelidikan sempat diduga jika ini bukanlah kebakaran murni melainkan dibakar.
Benarkah ada pelaku kriminal di baliknya? Apakah tes DNA bisa mengungkapnya?
Nah, bagaimana tes DNA untuk mengungkap pelaku kasus kriminal?
Benarkah jika rambut Joko si cleaning service, maka tes DNA akan sulit dilakukan?
Mengutup situs Universitas Gadjah Mada dalam artikel berjudul Tes DNA Mempermudah Pengungkapan Kasus Kriminal dijelaskan jika DNA penting dalam membantu penyelidikan aparat penegak hukum.
Tes atau uji DNA terbukti sangat membantu dalam mengungkap berbagai kasus kriminal atau tindak pidana, identifikasi korban kecelakaan atau bencana alam, dan penentuan hubungan kekerabatan anak-orang tua.
“Dari tes DNA ini bisa mengungkap banyak kasus kriminal, seperti pembunuhan, perkosaan dan penelusuran anak kandung. Bahkan, hampir 40% kasus di Lab DNA terkait penelusuran informasi anak kandung atau bukan,” kata Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Mabes Polri, Kombes. Pol. Putut Tjahjo Widodo DFM., M.Si., di Fakultas Biologi UGM, dikutip dari UGM.ac.id.
Putut menyampaikan materi bertajuk DNA Forensik, menjelaskan pemeriksaan DNA penting dilakukan dalam pengungkapan berbagai kasus kriminal maupun kecelakaan karena dapat membantu identifikasi korban yang tidak dapat ditangkap dengan identifikasi secara visual. Misalnya, pada korban kebakaran yang akan sulit dilakukan identifikasi secara visual.
“Identifikasi secara visual sulit dilakukan kecuali kasusnya masih baru, tetapi untuk korban kebakaran juga akan sulit,” terangnya.