Mengenal Jenis Gas Gunung Berapi: Solfatara, Hidrogen Halida, Sulfur Dioksida dan Bahayanya
Mengenal jenis Gas Gunung Berapi: Solfatara, Hidrogen Halida, Sulfur Dioksida, Karbon dioksida, dan bahayanya terhadap kehidupan manusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
Solfatara (H2S) juga merupakan gas belerang yang berbahaya jika terlalu pekat karena dapat menimbulkan keracunan
Gas Solfatara atau Hidrogen sulfida (H2S) sangat beracun dalam konsentrasi tinggi.
Gas ini tidak berwarna dan mudah terbakar dengan bau yang menyengat.
Kadang-kadang disebut sebagai gas saluran pembuangan karena sangat bau.
Hidung manusia lebih sensitif terhadap H2S daripada instrumen pemantau gas mana pun.
Campuran udara dengan sedikitnya 0,000001% H2S dikaitkan dengan bau telur busuk.
Sayangnya, pada rasio pencampuran di atas sekitar 0,01%, H2S menjadi tidak berbau dan sangat beracun.
Gas ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan bagian atas dan dalam paparan yang lama dapat menyebabkan edema paru.
Paparan 500 ppm dapat menyebabkan manusia jatuh pingsan dalam 5 menit dan mati dalam satu jam atau kurang.
Baca juga: Pakar Geologi Sebut Gunung Tangkuban Parahu Bisa Meletus Sewaktu-waktu
Hidrogen halida (HF, HCl, HBr)
Hidrogen halida adalah asam beracun.
Ketika magma naik dekat ke permukaan, gunung berapi dapat memancarkan halogen fluor, klor dan brom dalam bentuk hidrogen halida (HF, HCl dan HBr).
Gas ini memiliki kelarutan yang tinggi.
Sehingga, hidrogen halida dengan cepat larut dalam tetesan air di dalam gumpalan vulkanik atau atmosfer di mana mereka berpotensi menyebabkan hujan asam.