Pasca Pembunuhan Pekerja di Papua Pemerintah Kirim 154 Personel dan Pastikan Pembangunan Tetap Jalan
Pasca Pembunuhan Pekerja di Papua Pemerintah Kirim 154 Personel dan Pastikan Pembangunan Tetap Jalan
Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah kirim 154 personel gabungan dari TNI dan Polri pasca pembunuhan pekerja di jembatan distrik Yigi, Nduga, Papua.
Tambahan personel ini akan ditempatkan di berbagai lokasi yang rawan.
Mereka akan memulihkan tanah Papua dan mengawal proyek infrastruktur sehingga pembangunan tetap berjalan.
"Masyarakat Papua butuh keamanan dan kenyamanan. Pemerintah berupaya untuk memulihkan keamanan dan kenyamanan di sana," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11/2018) dilansir dari Kompas.com.
Penempatan para personel ini untuk menciptakan rasa nyaman bagi masyarakat juga para pekerja.
"Pembangunan harus tetap berjalan. Pemerintahan Jokowi ingin meratakan pembangunan di Papua, tidak mengenal situasi. Untuk itu, walaupun diganggu, pemerintah tetap jalan karena ini kebutuhan masyarakat Papua," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Ia berharap para kontraktor tidak gentar dalam menggarap ingfrastruktur pasca terjadinya pembunuhan pekerja BUMN PT Istaka Karya.
"Di daerah-daerah yang ternyata tidak aman, maka perusahaan-perusahaan atau BUMN yang sedang bekerja harus perlu pengawalan TNI-Polri, agar pembangunan tetap berjalan baik," kata dia.
Meoeldoko menambahkan jika pembangunan infrastruktur di Papua justru diperlukan untuk meningkatkan keamanan di sana.
"Harapannya kesejahteraan meningkat, keamanan juga akan berubah. Ini kan prosperity dan security, dua mata uang," kata dia.
Sebelumnya, dikabarkan sejumlah pekerja jembatan di Papua dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB pimpinan Egianus Kogoya pada Minggu (2/12/2018).
Pembunuhan pekerja di papua ini terjadi di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Para pekerja ini merupakan karyawan BUMN PT Istaka Karya yang ditugaskan untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah tersebut.
Mereka diduga dibunuh lantaran ada seorang pekerja yang mengambil foto pada saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.