Fakta Singkat OTT Bupati Cianjur, Ditangkap Subuh Hingga Tanggapan Ridwan Kamil
Tim Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan kembali menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Adapun, pemotongan tersebut sebesar 14,5 persen dari nilai anggaran Rp 46,8 miliar.
Padahal, anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas pendidikan di 140 SMP di Kabupaten Cianjur.
Baca: Hari Ini Vonis Kasus Zumi Zola, Begini Nasib Keluarganya Setelah OTT KPK, Sang Istri Jual Jilbab
Beberapa di antaranya untuk pembangunan ruang kelas dan laboratorium.
Selain Irvan dan Cepy, KPK juga menetapkan dua orang lainnya sebagai tersangka.
Masing-masing adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur Cecep Sobandi dan Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Rosidin.
3. Tanggapan Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil prihatin atas Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap kepala daerah dan sejumlah pejabat di Kabupaten Cianjur, Rabu (12/12/2018).
"Kalau disebut sedih saya sangat sedih, disebut prihatin sangat prihatin," kata Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Rabu (12/12/2018).
Baca: Kang Maman: Pemberitaan OTT KPK Lebih Seksi Ketimbang Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Korupsi
Dalam berbagai pertemuan bersama bupati dan wali kota, Emil sudah berulangkali mengingatkan para kepala daerah agar tak bermain di ranah integritas.
"Tugas dari saya adalah menjalankan undang-undang memberikan bimbingan, nasihat, termasuk nasihat kepada diri saya sendiri untuk selalu mengingatkan. Tapi ujungnya itu pilihan, keputusan batin dari setiap individu," ungkap Emil.
Menurut Emil, persoalan korupsi merupakan urusan niat individu.
Jadi, kata dia, serapat apapun sistem pencegahan bisa ditembus.
Baca: Bamsoet Minta Komisi III Konsultasi dengan MA Terkait OTT KPK di Pengadilan
"Sistem hebat saja kalau memang individunya punya niat, makanya saya bilang Innamal A'malu binniat," ujar Emil.
"Apakah niat kekuasaan itu mencapai tujuannya mencari nafkah atau apa atau mau membawa perubahan? Kalau niatnya mencari nafkah biasanya selalu bermodus," jelasnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)