Terkena Semburan Awan Panas, Ini Kondisi Terkini Pulau Panjang Pasca Erupsi Gunung Anak Krakatau
Berikut potret terkini Pulau Panjang, pulau yang berjarak sekitar 3 Km dari Gunung Anak Krakatau setelah terdampak erupsi.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Berikut potret terkini Pulau Panjang, pulau yang berjarak sekitar 3 Km dari Gunung Anak Krakatau setelah terdampak erupsi.
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Anak Krakatau yang meletus pada Sabtu, 22 Desember 2018 tak hanya mengakibatkan tsunami di kawasan Banten dan Lampung.
Pulau-pulau yang berada di dekat Gunung Anak Krakatau pun terkena dampak dari erupsi tersebut.
Satu di antaranya Pulau Panjang atau Pulau Krakatau Kecil yang berjarak sekitar 3 Km dari Gunung Anak Krakatau.
Baca: Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau per 14-15 Januari 2019, Terjadi Gempa Tektonik Lokal 12 Kali
Pulau letaknya berdekatan dengan Pulau Sertung, Pulau Anak Krakatau dan Pulau Rakata ini menjadi satu pulau yang ikut terdampak lampung erupsi Gunung Anak Krakatau.
Lantas, bagaimana kondisi terbaru Pulau Panjang?
Akun Instagram resmi Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau membagikan video penampakan terkini Pulau Panjang.
Pada video bersumber dari akun @earthuncuttv milik James Reynolds, tampak jelas kondisi Pulau Panjang yang kini mengering.
Baca: BNPB Beri Jawaban Terkait Kemungkinan Gunung Anak Krakatau Meletus Lebih Dahsyat dari Tahun 1883
Hampir seluruh pohon di Pulau Panjang mengering lantaran terkena semburan awan panas dan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau.
Nyaris tak ada lagi warna hijau yang tersisa di Pulau Panjang.
Bahkan Pulau Panjang nyaris seperti kawasan mati.
Apalagi, selain terkena semburan awan panas, Pulau Panjang juga terdampak tsunami Banten dan Lampung.
Baca: Muncul Air Laut Warna Oranye di Seputar Gunung Anak Krakatau, Sutopo Purwo Nugroho Angkat Bicara
Berikut video dan foto-foto kenampakan terkini Pulau Panjang dilansir dari akun Instagram James Reynolds:
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengabarkan, sejak Rabu (16/1/2019) hingga Kamis (17/1/2019) pagi ini, visual Gunung Anak Krakatau terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Terlihat pula, asap kawah utama berwarna putih sedang dengan tinggi sekitar 100 meter dari puncak.
Angin juga bertiup lemah ke arah timurlaut dan timur.
Melalui rekaman seismograf tanggal 16 Januari 2019 tercatat sebanyak 14 kali gempa Hembusan di Gunung Anak Krakatau.
Juga 7 kali gempa Vulkanik Dalam serta tremor Menerus dengan amplitudo 1 - 14 mm, dominan 3 mm.
Oleh karena itu, PVMBG mengimbau masyarakat tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 Km dari kawah.
Yaitu di dalam Kompleks Gunung Krakatau yang dibatasi Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.
Masyarakat juga diminta menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu.
Imbas Erupsi Gunung Anak Krakatau
Erupsi Gunung Anak Krakatau pada 22 Desember 2018 lalu menyebabkan tsunami yang menghantam wilayah pesisir di Lampung dan Banten.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, tsunami Selat Sunda mengakibatkan 431 orang tewas, ribuan luka-luka dan 15 orang dikabarkan masih hilang.
Sementara itu, tsunami dan ancaman erupsi Krakatau juga membuat lebih dari 40 ribu orang harus mengungsi.
Tak hanya itu, tinggi Gunung Anak Krakatau pun berkurang sebanyak 228 meter, dari sebelumnya 338 meter menjadi hanya 110 meter.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)