Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Fakta Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali, Tradisi Jelang Nyepi hingga Kuliner Wajib yang Disajikan

Berikut ini 6 fakta perayaan Hari Raya Nyepi di Bali, tradisi jelang nyepi hingga kuliner yang wajib disajikan. Ada lawar hingga entil.

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
zoom-in 6 Fakta Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali, Tradisi Jelang Nyepi hingga Kuliner Wajib yang Disajikan
TRIBUNMADURA/HANIF MANSHURI
Berikut ini 6 fakta perayaan Hari Raya Nyepi di Bali, tradisi jelang nyepi hingga kuliner yang wajib disajikan. Ada lawar hingga entil. 

4. Ritual

Seeka Teruna-Teruni (Pemuda-Pemudi) Satya Dharma Kerti saat mengikuti Tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, Denpasar, Rabu (29/3/2017).
Seeka Teruna-Teruni (Pemuda-Pemudi) Satya Dharma Kerti saat mengikuti Tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, Denpasar, Rabu (29/3/2017). (TRIBUN_BALI/Rizal Fanany (RIZ))

Sehari setelah Nyepi, masih ada tradisi yang dilaksanakan di Bali salah satunya tradisi Omed-omedan.

Tradisi Omed-omedan dilaksanakan oleh masyarakat Banjar Kaja, Desa Pakraman Sesetan, Denpasar Selatan.

Tradisi ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-17 dan terus berlangsung hingga saat ini.

Sekali waktu di masa lalu, tradisi ini pernah ditiadakan, tiba-tiba di tengah desa muncul dua ekor babi hutan yang saling bertarung.

Masyarakat setempat menganggap hal tersebut sebagai pertanda buruk, sehingga sesepuh desa segera memanggil kembali para muda-mudi untuk berkumpul dan menyelenggarakan Omed-omedan seperti biasa.

Setelah kejadian itu, tradisi ini terus diadakan secara rutin sebagai upaya agar desa terhindar dari malapetaka.

Berita Rekomendasi

Tradisi ini dilakukan oleh sekelompok pemuda dan pemudi berusia 17 hingga 30 tahun dengan yang saling tarik-menarik, memeluk, dan mencium pipi.

Kemeriahan semakin terasa saat muda-mudi bertabrakan, kemudian saat saling berangkulan itu mereka disiram dengan air.

Acara adat ini dilakukan sebagai bentuk kegembiraan, rasa syukur, sekaligus memupuk kebersamaan dan kekeluargaan.

Sebelum melakukan acara ini, semua peserta diwajibkan mengikuti upacara atau sembahyang di Pura Banjar.

5. Mebuug-Buugan

http://cdn2.tstatic.net/bali/foto/bank/images/mebuug_20160311_130250.jpg
Mebuug-Buugan (TRIBUN BALI)


Baca: 7 Kuliner Khas Bali Ini Selalu Hadir Jelang Hari Raya Nyepi, Ada Cerorot hingga Nasi Tepeng

Tradisi Mebuug-buugan dimiliki oleh krama (warga) Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.

Tradisi Mebuug-buugan diambil dari kata “buug” yang berarti tanah atau lumpur yang bermakna membersihkan diri di tahun baru ala Hindu.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas