Yayasan KAKAK dan CISDI Gelar Nobar Film Dokumenter Di Balik Satu Batang
Nobar Film Di Balik Satu Batang bersama Yayasan KAKAK dan Center for Indonesia Strategic Development Initiative (CISDI).
Penulis: Gabriella Gunatyas
Editor: Salma Fenty
Sementara itu Istanto sempat mengungkapkan bahwa dahulu para petani sempat gagal panen akibat kemarau panjang.
Hal tersebut menyebabkan banyak petani merugi hingga ada yang menjual tanah pertanian miliknya.
“Dulu sempat ada kemarau panjang. Banyak petani tembakau merugi karena alami gagal panen."
"Bahkan sampai ada yang menjual tanah pertaniannya.," sambung Istanto.
Baca juga: Jadwal Tayang Film Autobiography di Bioskop XXI Bandung dan Jakarta Hari Ini Minggu, 22 Januari 2023
Istanto menyebutkan saat itu banyak petani yang beralih tanam ke tanaman sayuran seperti buncis, cabai dan tanaman sayur lainnya.
Di luar dugaan, tanaman tersebut justru bisa diekspor ke luar negeri berkat bantuan DBHCHT.
Saat itu pihak dari DBHCHT telah mengirimkan surat pada presiden mengenai persoalan tersebut.
"Keresahan ini berakhir ketika kami sudah beralih tanam."
"Di luar dugaan, tanaman seperti buncis, cabe yang ditanam penduduk lokal sudah bisa ekspor."
"Proses alih tanam ini dibantu dari DBHCHT setelah kita bersurat ke Presiden,” ucap Istanto.
Sementara itu pro dan kontra kenaikan cukai selalu terjadi setiap tahunnya.
Kesejahteraan para petani dan pekerja industri tembakau selalu berurusan dengan perdebatan cukai rokok.
Hal tersebut diungkapkan oleh Iman Zein, Project Lead CISDI yang juga turut mempertanyakan narasi tersebut.
“Tahun lalu, produksi rokok di Indonesia meningkat sampai 7,27 persen."
Baca juga: Jadwal Tayang Film A Man Called Otto di Bioskop Jakarta Hari ini, Minggu 22 Januari 2023