Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Bincang Santai dengan Ketua KONI Marciano Norman: Saya Berdosa Kalau Menikmati Sendiri

Tidak ada lagi yang menanyakan kamu agama apa, dari suku mana, karena olahraga akan berujung pada satu prestasi yang sama, untuk bangsa dan negara.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Bincang Santai dengan Ketua KONI Marciano Norman: Saya Berdosa Kalau Menikmati Sendiri
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Kita harus buka diri dan terima kritik. Jadi intinya kalau saya datang, saya bilang saya Ketum KONI yang baru, saya punya keinginan menjalin hubungan yang baik dengan institusi Bapak.

Salah satu program Anda ada yang bernama Sport Intelegent. itu maksudnya seperti apa?
Jadi begini, media itu berperan penting dalam maju mundurnya olahraga Indonesia. Oleh karena, itu di samping media melakukan peliputan dalam pembukaan pertandingan olahraga, kejuaraan olahraga lain, tapi saya ingin bersinergi dengan media. Soal bagaimana kita mengoptimalkan peran media, salah satunya sport intelegent.

Kenapa sport intelegent bekerjasama dengan media? Karena media itu punya network, punya national, regional dan global network. Betapa sayangnya kita tidak bisa memanfaatkan itu.

Baca: Marciano Norman: Saya Ingin Bawa KONI Lebih Baik Lagi di Masa yang Akan Datang

Kalau saya hanya menggunakan perangkat yang ada di KONI ini untuk melihat kekuatan lawan kita, tentang bagaimana pembinaan negara-negara maju yang sukses dalam membina olahraga, kalau saya hanya gunakan pejabat-pejabat atau orang-orang KONI ini, ya tidak opmtimal.

Baca: DPP KNPI Apresiasi Terpilihnya Marciano Norman

Tapi dengan media, saya buka pintu saya untuk semua media, karena itu bisa membuat saya kaya akan informasi. Nanti ada tim saya langsung mengolah di sini, kemudian kita distribusikan kepada cabang olahraga. Inilah informasi yang kita punya tentang perkembangan cabang olahraga.

Misalnya panahan di luar negeri. Ini lho informasi yang kita punya, bagaimana pola pelatihan supaya satu negara punya lifter-lifter kelas dunia, ini informasi bagaimana menciptakan petinju-petinju dunia.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Makanya itu saya berharap media bisa menangkap keinginan saya ini untuk bekerjasama karena jangan berharap kita ini maju hanya berharap dari saya dan perangkat KONI, tidak. Media-media juga harus ikut bekerjsama untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia.

BERITA REKOMENDASI

Kita harus belajar dari negara-negara luar seperti Korea Selatan. Korea Selatan itu hampir semua rakyatnya pasti pernah belajar taekwondo, karena taekwondo itu selain olahraga juga bagian budaya masyarakat Korea.

Oleh karena, itu di takweondo itu dilatih disiplin, sportif dan akhirnya mereka menjadi orang-orang yang mempunyai daya saing kuat dengan apapun. Jadi, biarpun mereka negaranya kecil, kemerdekaannya hanya dua hari dengan Indonesia, mereka tidak punya sumber daya alam yang banyak, mereka selalu konflk dengan Korea Utara.

Mereka terlihat konsisten mengibarkan bendera di tempat yang sangat terhormat. Contoh, orang-orang sekarang ingat Samsung itu produk Korea.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman berpose usai melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman berpose usai melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Hal-hal seperti itu harus kita tiru. Olahraga juga bisa berperan untuk bangsa. Jangan lupa, bicara olahraga kita juga harus bicara merah putih. Olahraga kita tidak terkotak-kotak. Perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita akan berakhir dalam satu tim.

Tidak ada lagi yang menanyakan kamu agama apa, dari suku mana, karena olahraga akan berujung pada satu prestasi yang sama, untuk bangsa dan negara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas