Muhammad Taufik, Atlek Modern Pentathlon Indonesia, Sempat Idap Paru-Paru Basah hingga Ikuti Lomba
Muhammad Taufik mengaku dirinya menjadi atlet Pentathlon berawal saat mengikuti ajang perlombaan lari yang ada di kota kelahirannya, Tasikmalaya.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Meski gagal berangkat, namun Taufik masih tetap terus berlatih hingga kembali masuk pelatnas untuk Asian Games 2018, namun pada waktu itu ia hanya menjadi cadangan.
Akhirnya penantiannya berbuah hasil dengan meraih medali Emas di SEA Games 2019 Filipina.
Tak hanya medali emas saja yang Taufik peroleh, ia juga menyabet medali perunggu di ajang SEA Games yang pertama kali ia ikuti.
"Ini SEA Games pertama saya, saya merasa senang, bahagia, terharu sekaligus bangga impian saya selama 15 tahun akhirnya terwujud," tutur Taufik.
Motivasi Bertemu Ibu
Masih bersumber situs Kemenpora, Taufik pernah punya keinginan untuk bertemu dengan sang ibu yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.
Hal itu karena memang sedari kecil Taufik mengaku belum pernah berteyu dengan ibunya.
Hadiah dari keberhasilannya memperoleh nomor 3 di kejuaraan lari saat masih SMA, membuat ia termotivasi untuk bertemu dengan orang tuanya.
"Waktu itu saya ada kejuaraan lari dan masih masa perawatan dan berhasil menjadi nomor 3 dari hadiah itu saya merasa termotivasi untuk bertemu dengan orang tua saya setelah 15 tahun tidak berjumpa karena bekerja di Arab Saudi," ungkap Taufiq.
Mimpinya tersebut tercapai pada 2017, ia berangkat ke Arab Saudi dengan maksud untuk bertemu dengan ibunya.
Namun sesampainya disana ia mendapat kenyataan bahwa ibunya sudah meninggal disana.
"Alhamulillah 2017 saya berangkat ke Arab Saudi tapi ibu saya sudah meninggal disana," kisahnya.
Ia pun mempersembahkan medali emas SEA Games yang ia peroleh dari nomor Men's Beach Lases Individual itu kepada ibunya.
Ia menyadari, doa dari orang tua menjadi kekuatandirinya untuk dapat menjuarai perlombaan tersebut.