Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Borong 2 Medali Emas, Muhammad Sejahtera Mulai Kenal Olahraga Menembak dari Mading Kampus

Tahun ini, Tera yang meraih dua medali emas, membuat ia akan mendapatkan bonus sekitar Rp 3 miliar.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Borong 2 Medali Emas, Muhammad Sejahtera Mulai Kenal Olahraga Menembak dari Mading Kampus
Tribunnewsa/Abdul Majid
Atlet menembak Indonesia, Muhammad Sejahtera Dwi Putra bersama dengan sang pelatih, Masruri saat hadir dalam podcast Tribunnews di Kantor Tribun Network, Senayan, Jakarta, Jumat (6/20./2023). 

“Jadi menembak itu unik, mainnya di pikiran. Kalau pikiran kita jernih, fokus di nembak, itu enak nembaknya tapi kalau pikiran ke mana-mana pasti terlintas. Jadi nembaknya yang seharusnya fokus di tengah, ah jadi kenal 8, kena 9. Jadi harus benar-benar jernihkan pikiran. Kalau ada masalah lupain tapi kalau bisa ya diselesaikan sebelum bertanding,” jelasnya.

Tera yang kini telah berkeluarga dan mempunyai seorang anak, mengatakan dirinya menjadi lebih tenang.

Fokus Tera semakin terasah, bahkan sebelum meraih medali emas pertama dirinya sudah bisa memenej diri baik dari tidur hingga bangun pagi dan menuju ke tempat pertandingan lebih dulu.




Langkah demi langkah yang ia jalani di Hangzhou pun akhirnya membuahkan hasil manis. Pikiran yang hanya fokus pada menembak membuat dirinya sukses meraih medali emas di hari pertama.

Raihan emas hari pertama, membuat Tera tampil nothing to lose pada pertandingan di hari kedua dan di luar dugaan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta itu juga sukses meraih emas kembali.

“Jadi, di hari Senin itu saya merasa kok tidur lebih pulas, bangun lebih enak. Dipikiran saya, saya harus fokus nembak saja. Terus di hari itu saya minta datang lebih pagi, bus pertama jam 6 berangkat, kan satu jam dari athlete village ke Venue pertandingan,” ucap Tera.

“Sampai di sana jam tujuh, masih ada waktu dua jam, kan mulai jam sembilan. Jeda itu saya manfaatkan dengan pemanasan, saya jaga konsentrasi, saya bicara cuma sama pelatih saja.”

BERITA TERKAIT

“Setelah dinyatakan menang ya saya senang. Habis itu banyak lah yang tanya dari wartawan. Saya bingung karena saya masih harus jaga fokus untuk besok lagi, HP bunyi terus tuh, kalau saya ladenin semua pusing, jadi saya oper ke istri dan pelatih. Kemudian hari besoknya, hari Selasa saya sudah pasrah kan hari Senin sudah dapat emas, jadi lebih lepas lagi mainnya dan Alhamdulillah masih rezeki,” terangnya.

Lebih lanjut, pria berdarah minang tersebut turut menceritakan awal mula dirinya mengenal olahraga menembak.

Sejak kecil ia tak pernah bercita-cita ingin menjadi atlet menembak, justru Tera mempunyai keinginan sama dengan anak-anak lainnya, menjadi atlet sepakbola.

Tera yang mempunyai jiwa olahraga tinggi pun memilih kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Di sini lah dirinya baru mulai mengenal olahraga menembak.

Saat itu, Tera membaca pengumuman mencari atlet menembak di Mading Kampus. Tera yang penasaran kemudian menghubungi kontak yang tertera di informasi tersebut.

“Basic saya sebenarnya main bola, jadi waktu di kampus itu mahasiswa wajib mengikuti cabang olahraga di luar akademis ya. Kalua saya kan main bola. Saya mikir, masa iya saya bisa jadi Timnas, minder lihat ratusan mahasiswa yang lain kan pasti milihnya yang senior dulu lah,” ucap pria kelahiran 13 April 1997 tersebut.

“Akhirya ada pengumuman di Mading Kampus, pencarian bakat menembak hubungi ini. Terus saya hubungi, terus saya disuruh datang untuk seleksi saya ketemu langsung sama Mas Ruri (pelatih menembak). Dari banyak pilihan mahasiswa yang daftar itu terdegradasi, tapi saya masuk terus sampai 2015 event pertama di SEASA masuk Tim, dan lanjut terus. Saya tekuni,” sambungnya.,

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas