Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Sura Terbuka buat Pelatih Shin Tae-yong

Dukungan penuh penonton yang baru pertama baru boleh hadir lagi sejak pandemi covid-19, tak mampu membuat kesebelasan Indonesia mengapai kemenangan.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Sura Terbuka buat Pelatih Shin Tae-yong
Istimewa
Wina Armada, Pengamat Sepak Bola 

Munculnya sedikit demi sedikit budaya disiplin, jelas sesuatu yang berharga dalam pengembangan dunia sepak bola Indonesia. Dengan terbangunnya budaya disiplin, sepak bola Indonesia mempunyai fondasi yang kuat untuk berkembang. Ini merupakan sumbangsih dari coach Shin Tae-young.

Sumbangsih lain dari coach Shin Tae-yong mampu menemukan dan melahirkan pemain-pemain muda sangat potensial. Ronaldo Kwateh, Ferdinan Merselino, Pratama Arhan, dan Rizky Ridho sekedar menyebut beberapa nama sebagai contoh.

Munculnya bibit muda ini menunjukan ke depan Indonesia memikiki banyak pilihan pemain yang dapat menjadi pilar utama kesebelasan Indonesia. Seandainpara pemain muda “temuan” Shin Tae-yong dapat terus berkembang, setidaknya Indonesia kelak sudah punya stock pemain yang handal. Dalam hal gejala ini tak dapat dipungkiri, adanya kontribusi coach Shin Tae-yong.
Kami patut berterima kasih terhadap upaya-upaya ini kepada coach Shin Tae-yong.

Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,

Kesemua faktor-faktor itu tentu pada akhirnya ditujukan untuk membentuk kesebelasan Indonesia yang tangguh yang memiliki prestasi tinggi. Tanpa adanya penampilan kesebelasan Indonesia yang berhasil menggapai hasil optimal, kesemua itu menjadi hampir tidak memberikan kesan berarti. Tujuan semua proses itu adalah bermuara pada adanya kesebelasan nasional Indonesia yang tangguh dan berprestasi. Dan terus terang aja, inilah yang selama ini belum coach Shin Tae-yong beritakan

Kami bukannya tidak faham untuk membentuk budaya sepak bola yang tangguh dan berprestasi bukan perkara simsalabin seperti sulap dalam sekejap bisa terjadi. Kami pun menyadari untuk mempunyaai kesebelasan Indonesia yang tangguh dan beprestasi memerlukan proses dan waktu yang panjang. Kami faham sepenuhnya soal itu.

Namun dalam konteks itu pula, kami juga memerlukan kepastian ke arah mana kesebelasan nasional Indonesia mau berjalan. Maaf, sebelumnya sebenarnya Indonesia juga memiliki banyak talenda pemain muda, tetapi faktanya lantaran tidak didukung budaya sepak bola yang kondusif untuk pemain, mereka tak pernah mengorbit sampai titik tertinggi. Mereka seakan ditelan zaman.

BERITA TERKAIT

Kami sudah menunggu lebih dari sekitar tiga dekade datangnya kesebelasan Indonesia yang tangguh dan berprestasi. Makanya kami terus terang saja haus terhadap kehebatan dan prestasi kesebelasan Indonesia. Salah satu kepastian itu jika coach Shin Tae-yong mampu memberikan tanda-tanda adanya kemenangan dan prestasi yang baik dari kesebelasan Indonesia. Itu pertanda arah kepastian. Jika tidak, kami cuma melihat bayang-bayang baur yang dapat menimbulkan sejuta perdebatan.

Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,

Menyimak penampilan kesebelasan nasional, salah satu yang nampak kelemahan yang menonjol adalah operan atau passing kesebelasan Indoensia yang tidak akurat. Akibatnya, bola yang sudah susah payah direbut atau dikuasai, malah dengan begitu mudah diberikan beralih ke lawan. Terlepas begitu saja. Kelihatannya, pemain Indonesia yang menjadi anak asuh coach Shin Tae-yong masih perlu diajarkan, terus diingatkan dan dididik dengan keras kembali, bagaimana melakukan hal-hal elementer seperti ini.

Kami juga menyaksikan, ketika para pemain Indonesia menguasai bola untuk membangun serangan, umumnya tak ada pemain yang berlari tanpa bola untuk mencari posisi terbaik menerima operan atau umpan.

Ini juga menyangkut visi. Manakala Indoensia membangun serangah dari bawah dari kaki ke kami, tentu ada tujuanya, yakni membuka peluang masuk ke pertahanan lawan. Bukan sekedar “utak-atik” bola tanpa tujuan, dan kalau sudah terdesak malah dibalikan kembali ke belakang.
Memang terdapat sejumlah pengecuali, belari tanpa bola beberapa kali dilakukan pemain depan saat membangun serangan dengan umpan terobosan. Tanpa diduga ada penyerang kita yang berlari tanpa bola dan siap menerima umpan dari belakang sehingga mengacaukan pertahanan lawan.

Selebih, pada umumnya pemain seperti bingung apa yang harus mereka lakukan.
Hal elementer lainnnya, para pemain juga jarang “menjemput bola”
atau memotong bola lawan. Pemain Indonesia didikan coach Shin Tae-yong cenderung menunggu bola di belakang pemain lawan. Akibatnya lawan lebih mudah menerima operan dari kawannya dan memguasai bola.

Ada satu lagi kelemahan yang paling fatal. Hilang atau berkurangnya “naluri membunuh” dari pemain Indonesia. Maksudnya, masih sangat buruknya “finishing touch “ para pemain. Banyak peluang hilang karen buruknha penyelesaian akhir. Ke depan “naluri membunuh” alias menjebloskan bola ke gawang lawan harus sangat ditingkatkan lagi. Pertandingan bola adalah bagaimana cara memasukan bola ke gawang lawan, betapapun kecilnya peluang yang ada. Seorang pelatih Brazil pernah mengatakan, tidak apa gawang kita banyak kebobolan, asalkan kita dapat membobol gawang lawan lebih banyak lagi!

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas