Olahan Ikan Sepit, Kuliner Khas Kabupaten Muratara, Mau Digulai atau Dibakar, Rasanya Tetap Juara
Olahan ikan sepit sangat juara. Rasanya yang gurih dan bisa dimasak dengan beragam cara membuat masyarakat Muaratara amat menyukainya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kemudian masukkan kecap asin kedalam masakan secukupnya sampai kuahnya berwarna kecoklatan, lalu masukkan asam kandis secukupnya.
Setelah seluruh bahan tercampur, masakan ikan sepit amah gulai kecap bisa diangkat dan siap untuk disajikan.
Ikan Langka
Salah satu jenis ikan yang biasa diolah masyarakat Muratara menjadi ikan sepit adalah ikan cawang hidung atau oleh masyarakat lokal disebut cawing hidung.
Tekstur daging yang tebal serta rasa khas dari ikan ini menjadi alasan mengapa ikan ini cukup digemari.
Cawang hidung atau schismatorhynchus heterorhynchus, merupakan ikan asli Indonesia yang bersipat endemik yaitu hanya hidup di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Keberadaan ikan ini di perairan sudah hampir punah dan sangat sukar untuk mendapatkannya.
Karena itu wajar jika ikan jenis ini masuk dalam Red List of Threatened Species (IUCN, 2006).
Ikan cawang hidung lebih suka hidup pada perairan sungai yang airnya jernih, berarus sedang sampai deras dan memiliki batu-batu besar di pinggirannya.
Pada kondisi air besar atau banjir ikan ini lebih suka berdiam diri di dalam batu-batu besar tersebut.
Sedangkan apabila perairan sungai mulai surut dan agak dangkal serta kondisi air yang jernih, maka ikan cawang hidung akan keluar untuk mencari makan, yaitu lumut atau algae yang menempel pada bebatuan sungai.
Meski termasuk ikan langka, masyarakat di Muratara cukup sering mendapatkan ikan ini.
Mereka menangkapnya masih menggunakan peralatan tradisional seperti pancing, jala atau jaring.