Tangkuban Parahu, Kawah Raksasa Nan Elok di Puncak Gunung hingga Memasak Telur dari Panas Bumi
Di tambah lagi puncak gunung yang datar memanjang yang menyerupai perahu, menjadi ciri khas gunung yang terkenal dengan legenda Sangkuriang tersebut.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Tinggal parkir kendaraan lalu jalan kaki menuju bibir kawah yang dipagari jeruji beton.
Dari dekat parkiran, begitu kepala menengok ke bawah kawah, akan langsung terlihat lubang besar menganga dengan kedalaman lebih dari 150 meter.
Spot dekat parkiran saja sudah begitu bagus untuk berfoto ria.
Jika ingin menyaksikan lebih indahnya kawah sekaligus puncak gunung mirip perahu terbalik, bisa berjalan ke bagian atas bukit yang sudah dilengkapi dengan undakan.
Lumayan tinggi, sekitar 50-100 meter tingginya.
Begitu sampai puncak, benar-benar sempurna keindahannya. Kita bisa melihat kedalaman kawah dari atas hingga bawah, serta bibir kawah dari ujung ke ujung.
Sekaligus bisa menyaksikan puncak gunung mirip perahu terbalik.
"Itu mirip perahu terbalik. Makanya dinamakan Gunung Tangkuban Parahu," ujar Sodikin, warga sekaligus pedagang souvenir yang sudah puluhan tahun berjualan di sekitar kawah Ratu.
Dari puncak bukit, bau belerang masih tercium menyengat. Bagi anda yang alergi bau, harap memakai masker. Namun bagi anda yang tahan bau belerang, bisa menghirup udara segar yang bercampur belerang.
2013
Sodikin menginformasikan, kepulan asap salah satu sudut kawah itu adalah bekas erupsi tahun 2013.
"Asap dan lobang besar itu bekas letusan tahun 2013. Sampai sekarang asapnya terus mengepul," ujar Sodikin.
Pada tahun 2013, Sodikin sudah berjualan di sekitar lokasi. Letusan kala itu hanya berada di sekitar Kawah Ratu yang luasannya lebih dari 10 hektar.
"Ketika itu batu, pasir dan sebagainya hanya jatuh di kawah dan sekelilingnya. Ketika itu lokasi wisata ditutup selama 1 bulan," jelasnya.