Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Revolusi Mental Resep Jitu Radikalisme di Tanah Air
Pemberantasan terorisme, bukan hanya tugas Densus 88 (POLRI), BNPT, TNI, dan BIN saja, tapi tugas dari 79 Kementerian/Badan dan seluruh elemen masyara
Padahal Islam tidak pernah mengajarkan kebencian dan kekerasan. Saya tidak tahu apa agama sebenarnya dari para teroris itu?
Namun, marilah kita evaluasi dan selalu fokus pada solusi, janganlah fokus pada masalah. Apakah semua masjid-masjid selalu ramai saat salat 5 waktu? Apakah semua masjid selalu dipenuhi oleh jamaahnya yang datang untuk mengaji saat malam tiba? Atau masjid-masjidhanya penuh saat acara seremonial hari besar keagamaan saja?
Mengapa justru gedung konser musik yang berbayar mahal jauh lebih ramai dan meriah dari pada masjid, gereja, vihara, dan tempat ibadah lainnya yang gratis?
Sejauh mana tokoh agama telah menjalankan tugasnya? Sejauh mana perjalanan pembinaan generasi penerus kita? Apakah para tokoh agama telah memiliki road map pembinaan generasi penerusnya yang terstruktur dengan baik?
Mari kita evaluasi bersama, dan mari kita tingkatkan kepedulian terhadap pembinaan umat.
Jangan sampai anak-anak kita berguru ilmu agama di sarang para teroris yang memanfaatkan kealpaan dari para tokoh agama.
Jangan sampai anak-anak kita berjihad di jalan yang sesat, yang akan membuat orang tuanya dan para tokoh agama menangis sepanjang masa dan menanggung beban dunia-akhirat, atas kegagalannya dalam menjaga dan membina generasi muda bangsa.
Revolusi Mental Pemuda
Mindset para generasi muda kita harus di Revolusi Mental. Jangan sampai mereka memiliki life style yang salah kaprah.
Jangan sampai mereka bangga dengan gaya hidup borjuisme, matrealisme, dan egoisme.
Sudah sejauh mana negara hadir dalam merevolusi mental generasi mudanya ? Apakah sekolah dan kampus telah berhasil menjalankan fungsi sosial dan kebudayaan dengan baik dan aman, selain menjalankan fungsi pendidikan?
Jangan sampai sekolah dan kampus, justru menjadi embrio dari pertumbuhan paham-paham radikalisme yang akan mengarah terhadap tindakan terorisme.
Pemerintah harus membuat satu gerakan nyata yang masif untuk merubah mindset dan akhlak pemuda kita, yang berdasarkan survey KPAI Tahun 2008, menyatakan bahwa 62,7 persen pelajar SMP/SMA di beberapa kota besar sudah kehilangan keperawanannya!
Harus ada langkah tegas, yang bisa memutus lingkaran setan yang membelenggu 5,9 juta pemakai narkoba di Indonesia, yang mayoritas dari kalangan generasi muda.
Harus ada edukasi sistematis yang terstruktur dengan baik, untuk menghentikan fakta bahwa pelaku bom Sarinah tergolong generasi muda, yaitu Bahrun Naim (32 tahun), Afif ( 20 tahunan) dan Muhammad Ali (20-30 tahunan).
Itulah tiga segmen Revolusi Mental, yang harus mendapatkan perhatian serius dengan segera dari pemerintah dan seluruh elemen bangsa, karena kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi, terhadap upaya perubahan karakter bangsa.
Jangan sampai kita semua kecolongan lagi untuk kesekian kalinya, dalam upaya membina dan melindungi masyarakat.
Marilah kita bersama melakukan intropeksi, kemudian segera berbuat, bertindak dan berubah lebih cepat dan lebih baik, demi masa depan putera-puteri kita, demi tegaknya Pancasila dan Merah-Putih yang harus tetap berkobar. NKRI harga mati, terorisme harus pergi dari bumi pertiwi!