Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Membedah Anatomi Bunuh Diri: Motivasi dan Cara Pencegahan
Syahdan di pagi yang kudus, minggu 13 Mei 2018 terjadi peledakan di Surabaya di gerbang gereja Santa Maria Tak Bercela.
Editor: Malvyandie Haryadi
Bunuh diri egoistik dan altruistik berkaitan langsung dengan ritme integrasi sosial individu dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Sementara bunuh diri fatalistik dan anomik berkaitan langsung dengan regulasi, norma atau batasan sosial individu dengan masyarakat dan lingkungan sosialnya.
Teori Durkheim ini meski memiliki keterbatasan dalam menjelaskan motif dan dorongan psikologis (within) tindakan bunuh diri, "suicide" telah digunakan di seluruh dunia dalam memahami dan menjelaskan mengapa prilaku ini terus terjadi.
Freud: Mourning dan Melancholia
Seakan melengkapi teori Durkheim yang lebih dulu eksis, psikolog Sigmund Freud merumuskan "model psikologis" dalam menjelaskan fenomena bunuh diri.
Dalam "Mourning and Melancholia, 1917", Freud menegaskan tentang respon manusia dalam menghadapi depresi atau kehilangan terbesar dalam hidupnya.
Mourning (ratapan, berkabung) disebabkan oleh kehilangan orang terkasih atau sesuatu yang sangat berharga. Seseorang kehilangan semangat dan gairah dan akhirnya jatuh berkubang dalam depresi.
Meski demikian, ratapan dilalui dengan respon kesadaran dimana libido berhasil melompat dari perasaan kehilangan. Pelan tapi pasti, perasaan depresi kembali menemukan jalan ke arah pemulihan.
Sebaliknya, melankolia adalah respon yang menggerogoti rasa percaya diri, merasa tak berguna (inferior) dan akhirnya terjerembab kedalam jebakan patologi sosial.
Libido melompat dari ego dan mengidentikkan dirinya dengan kehilangan yang dideritanya. Inilah yang mendorong seseorang melakukan bunuh diri.
Meski secara sosiologis dan psikologis telah tersedia teori tentang bunuh diri, fenomena ini amasih tetap menjadi enigma. Terlalu banyak variabel yang berpengaruh terhadap keputusan seseorang untuk melakukan bunuh diri.
Tingkat Bunuh Diri
World Popoulation (2018) merilis peringkat negara berdasarkan tingkat bunuh diri penduduknya. Srilanka, negara kecil di Asia Selatan menempati peringkat pertama.
Rata-rata 35,3 dari 100.000 penduduknya melakukan bunuh diri. Lithuania, negara kecil di Eropa Timur menempati urutan kedua.