Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Batik Bukan Hanya Kain untuk Busana Melainkan Budaya Identitas dan Jati Diri Bangsa Indonesia
SEMARAK tari kolosal dari berbagai daerah di Indonesia mengalun indah bersama alur cerita drama musikal dengan judul 'Malam dan Tjanting'.
Editor: Toni Bramantoro
![Batik Bukan Hanya Kain untuk Busana Melainkan Budaya Identitas dan Jati Diri Bangsa Indonesia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/malam-dan-tjanting.jpg)
Saat kematian, beberapa motif batik yang digunakan melambangkan duka cita, seperti motif slobog/slobok yang berarti longgar, dimaksudkan untuk doa agar arwah seseorang yang meninggal diberi kelonggaran dan ampunan serta dilapangkan kuburnya.
Nadjamuddin mengatakan, batik merupakan suatu proses, memiliki nilai lebih dari selembar kain bermotif.
Ia menjelaskan kain batik menjadi sarana manifestasi dari kesabaran, ketekunan, ketelitian, serta falsafah hidup pembuat batik.
Batik yang dimaksud adalah kain yang digambar dengan menggunakan alat tradisional yang disebut canting atau cap tembaga untuk mempercepat proses pembuatannya.
Pada 2 Oktober 2009 di Abu Dabhi, Uni Emirat Arab, batik ditetapkan untuk masuk daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan).
Melalui sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO, batik resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia ketiga setelah sebelumnya keris dan wayang terlebih dahulu masuk daftar ICH UNESCO.
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.