Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jokowi dan Urungnya Diskusi Pemakzulan
Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya.
Editor: Hasanudin Aco
Tema tersebut memang kurang bersahabat dengan Jokowi, bahkan cenderung "kejam".
Bagaimana bisa di tengah wabah corona, di saat dibutuhkan soliditas bangsa ini untuk bersama-sama melawan Covid-19, orang bicara pemakzulan presiden?
Apakah tidak ada tema lain yang lebih seksi? Mengapa seakan ada upaya menggunting di lipatan, menyalip di tikungan?
Dugaan teror itu pun bak simalakama bagi Jokowi. Maju kena, mundur kena. Persepsi awam yang sudah terlanjur terbangun adalah para terduga pelaku teror merupakan pendukung Jokowi, entah oknum aparat negara atau lainnya.
Sebab itu, siapa pun terduga pelakunya, padahal bisa saja lawan politik yang menyusup, nama Jokowi-lah yang sudah terlanjur babak belur.
Maka tak bisa lain, kecuali aparat keamanan harus segera menangkap terduga pelaku teror untuk mengetahui apa motifnya dan siapa dalangnya.
Sebaliknya, bila dugaan teror itu hanya isapan jempol belaka, pihak-pihak yang menyebarkan adanya teror harus bertanggung jawab secara hukum.
Kembali ke "jantung", serangan-serangan politik Amien Rais terhadap Jokowi juga terasa lebih telak karena mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang kini sedang galau mau mendirikan partai baru ini adalah Guru Besar UGM dan berasal dari kampung halaman yang sama dengan Jokowi: Solo!
Gejayan, cikal bakal lahirnya gerakan reformasi 1998, juga dekat dengan UGM. Makanya di Gejayan pula beberapa kali dihelat aksi demonstrasi untuk menyerang kebijakan-kebijakan Jokowi.
Saat Pemilihan Presiden 2019, posko pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno didirikan di dekat rumah Jokowi di Sumber, Banjarsari, Solo. Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandi, juga orang Solo, yakni Djoko Santoso, kini almarhum.
Seolah hendak dibangun persepsi, masyarakat yang dekat di sekitar Jokowi saja tidak mendukungnya, apalagi masyarakat yang jauh. Itulah!
* Karyudi Sutajah Putra: Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.