Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jokowi dan Urungnya Diskusi Pemakzulan

Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jokowi dan Urungnya Diskusi Pemakzulan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo berjalan saat meninjau kesiapan penerapan prosedur standar new normal (normal baru) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (26/5/2020). Dalam tinjauan kali ini, Jokowi menyampaikan pengerahan TNI/Polri secara masif di titik-titik keramaian untuk mendisiplinkan masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan sesuai ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Tema tersebut memang kurang bersahabat dengan Jokowi, bahkan cenderung "kejam".

Bagaimana bisa di tengah wabah corona, di saat dibutuhkan soliditas bangsa ini untuk bersama-sama melawan Covid-19, orang bicara pemakzulan presiden?

Apakah tidak ada tema lain yang lebih seksi? Mengapa seakan ada upaya menggunting di lipatan, menyalip di tikungan?

Beredar diskusi bertema pemberhentian presiden diberhentikan karena dicap makar. (Twitter).
Beredar diskusi bertema pemberhentian presiden diberhentikan karena dicap makar. (Twitter). (Via Tribun Manado)

Dugaan teror itu pun bak simalakama bagi Jokowi. Maju kena, mundur kena. Persepsi awam yang sudah terlanjur terbangun adalah para terduga pelaku teror merupakan pendukung Jokowi, entah oknum aparat negara atau lainnya.

Sebab itu, siapa pun terduga pelakunya, padahal bisa saja lawan politik yang menyusup, nama Jokowi-lah yang sudah terlanjur babak belur.

Maka tak bisa lain, kecuali aparat keamanan harus segera menangkap terduga pelaku teror untuk mengetahui apa motifnya dan siapa dalangnya.

Sebaliknya, bila dugaan teror itu hanya isapan jempol belaka, pihak-pihak yang menyebarkan adanya teror harus bertanggung jawab secara hukum.

Berita Rekomendasi

Kembali ke "jantung", serangan-serangan politik Amien Rais terhadap Jokowi juga terasa lebih telak karena mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang kini sedang galau mau mendirikan partai baru ini adalah Guru Besar UGM dan berasal dari kampung halaman yang sama dengan Jokowi: Solo!

Gejayan, cikal bakal lahirnya gerakan reformasi 1998, juga dekat dengan UGM. Makanya di Gejayan pula beberapa kali dihelat aksi demonstrasi untuk menyerang kebijakan-kebijakan Jokowi.

Saat Pemilihan Presiden 2019, posko pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno didirikan di dekat rumah Jokowi di Sumber, Banjarsari, Solo. Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandi, juga orang Solo, yakni Djoko Santoso, kini almarhum.

Seolah hendak dibangun persepsi, masyarakat yang dekat di sekitar Jokowi saja tidak mendukungnya, apalagi masyarakat yang jauh. Itulah!

* Karyudi Sutajah Putra: Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas