Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sinkronisasi Pengembangan Industri Rumput Laut Bagi Kesejahteraan Masyarakat Daerah Pesisir
Salah satu potensi laut yang perlu digali dan dikembangkan adalah komoditas rumput laut.
Editor: Dewi Agustina
Potret Nelayan/Pembudidaya Rumput Laut
Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) tahun 2018 yang dilaksanakan BPS mencatat 1,6 juta rumah tangga usaha perikanan, terdiri dari 863,7 ribu rumah tangga perikanan budidaya dan 780,1 ribu rumah tangga perikanan tangkap.
Jumlah rumah tangga usaha rumput laut di laut (tidak tersedia data di tambak) sebesar 39,8 ribu atau 4,61% dari total rumah tangga perikanan budidaya.
Penyebaran rumah tangga usaha rumput laut dari hasil SUTAS 2018 tercatat di 19 provinsi, terbesar ada di provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 19,4 ribu rumah tangga, kemudian disusul provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 8,6 ribu rumah tangga.
Rata-rata luas baku usaha budidaya pembesaran rumput laut sebesar 4,2 ribu m2 secara nasional.
Berbeda dengan sebaran jumlah rumah tangga usaha rumput laut, rata-rata luas baku usaha budidaya pembesaran rumput laut terbesar tercatat di provinsi Jawa Barat (34,7 ribu m2), kemudian disusul provinsi Jawa Tengah (11,8 ribu m2).
Potensi Produksi dan Ekspor Rumput Laut
Mendukung keberhasilan program prioritas nasional dari Presiden, Ditjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya memperkuat kebijakan pembangunan perikanan nasional dengan menyambungkan infrastruktur dengan kawasan produksi rakyat, tambak/kolam perikanan, memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan stakeholder perikanan, serta optimalisasai dan penguatan perikanan budidaya.
Transformasi arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya diubah dari semula berorientasi kepada peningkatan produksi menjadi pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya berkelanjutan dengan mempertimbangkan potensi daya dukung lingkungan, ekonomi, dan sosial di wilayah pengelolaan perikanan budidaya.
Potensi produksi rumput laut membutuhkan inovasi teknologi produksi, disamping inovasi teknologi industri pengolahan rumput laut untuk meningkatkan nilai tambah.
Keterlibatan semua stakeholder usaha rumput laut akan memudahkan koordinasi dan kolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi pelaku usaha, termasuk nelayan/pembudidaya rumput laut agar mampu bangkit dari kemiskinan dan ketertinggalan secara sosial dan ekonomi.
Pemetaan kawasan potensi pengembangan rumput laut perlu diupdate secara terus menerus sehingga tidak merusak lingkungan biota laut dan dapat diusahakan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan daya dukung di sekitarnya.
Potensi produksi rumput laut harus dikembangkan dengan berorientasi pada permintaan pasar (market oriented) dan berdaya saing tinggi.
Ke depan, usaha budidaya rumput laut ini diharapkan menjadi salah satu kegiatan ekonomi andalan yang menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat daerah pesisir, tertinggal, maupun perbatasan.