Tribunners / Citizen Journalism
Aceh dan Sumut Butuh Pionir: Solusi Permanen Banjir Bandang di Indonesia
Tidak ada parade, tidak ada upacara, tapi hari itu semua peralatan batalyon dikeluarkan dari kandangnya.
Malam itu, Doni melakukan rapat koordinasi bersama Gubernur Sumatera Utara Edy Rachmayadi dan jajarannya.
Esok pagi, Jumat (11/12/2020) barulah meninjau lokasi bencana banjir bandang di Tebing Tinggi.
Gubernur Edy turut serta. Jarak 78 km ditempuh kurang dari dua jam, melewati rute Tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi.
Seperti halnya di Aceh, di Tebing Tinggi pun Doni melewati medan berlumpur sisa-sisa genangan, melihat dari dekat kondisi Sungai Padang, yang telah meluapkan air bah, menggenangi ribuan rumah, serta mengakibatkan ratusan warga mengungsi.
Baca juga: Jelang Puncak Musim Hujan, BNPB Ingatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi
Batalyon Dapur Umum
Sebuah pemandangan menarik, saat rombongan mengunjungi Markas Batalyon Arhanudse 11 BS Batrai Tempur Tanjung Anom, Kabupaten Deli Serdang.
Tidak ada parade, tidak ada upacara, tapi hari itu semua peralatan batalyon dikeluarkan dari kandangnya.
Tampak antara lain rudal RBS-70, Meriam Bofors L/70 40mm, Meriam S-60 57mm, Rheinmetal 20mm, DShK kaliber 12,7mm, Giant Bow 23mm, dijajarkan di halaman markas batalyon.
Sementara, “garasi” meriam justru disulap menjadi dapur umum serta keperluan pengungsi korban banjir yang ada di sekitar markas.
Baca juga: BNPB : Keberadaan Ekosistem Garis Pantai Penting untuk Mitigasi Tsunami di Selatan Jawa
Di “dapur”, sejumlah prajurit dibantu ibu-ibu Persit tengah menyiapkan menu makan siang.