Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Homestay Luar Negeri Dan Pendidikan Optimisme Pesantren
kegiatan apa yang dapat membesarkan hati para santri agar motivasinya untuk sukses di dunia dan akhirat menguat?
Editor: Husein Sanusi
Homestay Luar Negeri Dan Pendidikan Optimisme Pesantren
Oleh: KH. Imam Jazuli, Lc. MA.
TRIBUNNEWS.COM - Kisah tentang ahli ibadah yang gagal masuk surga di akhirat sudah banyak diceritakan oleh ulama kita. Dari mulai Imam Ghozali, Syaikh Nawawi, sampai ke para kiai Nusantara. Tentu kisah tersebut disampaikan di buku-buku bukan hasil dari karangan sendiri, tetapi memang ada riwayat pengetahuan yang terus ‘nyambung’ sampai ke Rasulullah SAW.
Kenapa ahli ibadah itu gagal di sana? Penyebabnya adalah karena yang bersangkutan sering pesimis menghadapi hidup dan kerap mempesimiskan orang lain dari rahmat Allah (muqnithun) melalui ucapannya, sikapnya, atau tindakannya.
Bentuknya antara lain mungkin ia menghakimi orang lain bahwa pintu taubat sudah tertutup. Mungkin ia memberikan label negatif kepada seseorang bahwa pintu perbaikan dan kesuksesan sudah tidak mungkin. Mungkin ia kerap mengkerdilkan motivasi orang lain. Dan seterusnya dan seterusnya.
Sebuah hadits dari Ibnu Mas’ud yang sangat terkenal menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Pelaku dosa yang mengharap rahmat Allah lebih dekat kepada Allah daripada ahli ibadah yang memutus rahmat." Tentu maksudnya bukan berarti ahli ibadah itu jelek, tetapi lebih untuk memberikan tekanan pada pentingnya untuk terus menerus mengharap rahmat dari Allah.
Baik kisah maupun hadits Rasulullah SAW di atas jika sebatas diposisikan sebagai bacaan, anak kecil pun bisa memahami. Yang menjadi tugas lembaga pendidikan adalah bagaimana kisah tersebut menjadi pelajaran yang kemudian diolah menjadi materi/kegiatan pendidikan untuk menghasilkan dampak pada akhlak hidup para santri. Ini yang butuh perjuangan ekstra.
Berkali-kali saya bertanya dalam hati, kegiatan apa yang dapat membesarkan hati para santri agar motivasinya untuk sukses di dunia dan akhirat menguat? Apa yang perlu dilakukan oleh lembaga pendidikan agar keyakinan santri-santri terhadap janji Allah itu terus menguat? Bagaimana supaya para santri itu bersungguh-sungguh dalam berjuang nanti setelah menjadi alumni karena mereka yakin bahwa kesuksesan itu bisa diwujudkan dan yakin bahwa janji Allah SWT itu haq?
Sekadar untuk diceramahkan, tentu kita semua sudah melakukannya. Setiap saat guru-guru di pesantren mendoktrin agar mereka yakin dan punya hati yang besar untuk menghadapi realita. Yang masih kurang adalah bagaimana materi ceramah tersebut diolah menjadi kegiatan yang bermutu dengan tujuan membesarkan hati dan menguatkan keyakinan mereka untuk sukses di bidangnya.
Setelah merenung, saya kemudian memanggil beberapa guru yang pernah tinggal lama di luar negeri, termasuk juga membahasnya dengan relasi saya di beberapa negara. Akhirnya, saya putuskan untuk membuat program Home Stay Luar Negeri bagi para santri yang hendak menjadi alumni. Negara tujuan adalah Malaysia dan Singapura. Program ini sudah berjalan 5 kali selama 5 tahun, dan di ikuti ratusan santri tiap tahunnya, Karena Covid 19, program tersebut berhenti untuk sementara.
Konsep Home Stay
Home stay adalah pendekatan pembelajaran yang sering disebut sebagai immersion learning (IL). IL adalah konsep pembelajaran dengan menempatkan si pembelajar di suatu lingkungan langsung. Pendekatan ini sangat efektif untuk pembelajaran budaya dan perubahan mentalitas.
Program home stay Pesantren Bina Insan Mulia tentu berbeda dengan home stay yang dilakukan para bule di Jogja atau di Bali. Para santri tidak menginap di rumah warga tapi di Hotel Bajet Tengah kota selama sepekan. Para santri yang mendaftar program ini juga tidak bisa perorangan. Semua dikoordinir oleh panitia dan agendanya pun kita sesuaikan dengan kebutuhan pendidikan pesantren.
Program home stay santri Bina Insan Mulia berlangsung beberapa sepekan. Agenda utamanya adalah jalan-jalan melihat karya budaya, bertemu dengan mahasiswa/wi yang usianya tidak jauh beda untuk memperluas pergaulan, dan menyimak penjelasan para tokoh muda di beberapa bidang. Para santri dapat mempraktikkan bahasa Inggrisnya langsung, melihat pembelajaran di beberapa kampus, dan menyimak perjuangan mahasiswa yang sudah berhasil.