Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Selat Bosporus Turki, Kenangan Indah yang Membawa pada Kejayaan Masa Silam
Selat Bosphorus memang mengingatkan penulis pada Sejarah Turki Usmani (Ottoman).
Editor: Husein Sanusi
Sementara saudara-saudaranya yang lain seperti Isa Celebi, Musa Celebi, Suleyman Celebi, dan Mustafa Celebih menolak otoritas Mehmed Celebi, sebagai kaki tangan Timur Gurkhani (John van Antwerp Fine, 1994: 499.).
Kebangkitan pertama Turki Usmani terjadi ketika Mehmed Celebi atau disebut Mehmed I berhasil meraih kekuasaan, sedangkan saudara-saudaranya mengalami kekecewaan.
Mehmed Celebi pun melakukan restorasi kekuatan internal pemerintahan Turki Usmani. Mehmed Celebi memiliki hubungan intim dengan Timur Gurkhani.
Mehmed Celebi ini memiliki putra yang tak kalah hebat darinya, yaitu Murad II. Pemimpin Turki Usmani yang baru ini berhasil melakukan restorasi wilayah-wilayah yang pernah lepas sebelumnya, seperti Thessaloniki, Macedonia, dan Kosovo, antara tahun 1430 sampai 1450 (Gábor Ágoston dan Bruce Alan Masters, _Encyclopedia of the Ottoman Empire_, 2009: 363).
Sultan Murad II ini tidak saja mengembalikan wilayah Balkan yang hilang, tetapi juga mampu menghalau kekuatan Tentara Salib. Kekuatan Murad II sangatlah besar, sampai berhasil menaklukkan pasukang gabungan Tentara Salib yang berasal dari Hungaria, Polandia, dan Wallachia.
Walaupun pasukan gabungan ini kalah telak pada pertemuan pertama di Varna, Bulgaria, mereka kembali melakukan perlawanan pada tahun 1448, melalui perang di Kosovo. Lagi-lagi Murad II ini memukul mundur Tentara Salib tersebut (Mesut Uyar dan Edward J. Erickson, _A Military History of the Ottomans: From Osman to Atatürk_, 2009: 29).
Sejak kemenangan demi kemenangan diraih oleh Murad II, Kekaisaran Turki Usmani semakin kukuh menancapkan kekuasaannya di muka bumi. Tidak kalah kuat dari Murad II, putranya yang bernama Mehmed al-Fatih (the Conquerror) menandai perkembangan pertama eksistensi Turki Usmani. Sejak Mehmed al-Fatih ini menaklukkan Konstantinopel, gempar lagi dunia Barat maupun Islam.[]
*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.*_