Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Mustafa Kemal Ataturk, Mazhab Kemalisme, dan Turkifikasi

Kekaisaran Turki Usmani diubah oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Republik Turki. Seluruh warga Turki diwajibkan untuk menempuh pendidikan.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Mustafa Kemal Ataturk, Mazhab Kemalisme, dan Turkifikasi
Dokumen Pribadi KH. Imam Jazuli.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, KH. Imam Jazuli, bersama santriwati Bina Insan Mulia yang sedang belajar di beberapa Perguruan Tinggi Turki di Bosphorus Terrace Restaurant, Turki, Senin (2/1/2022). 

Kenapa mazhab Kemalisme ini dihargai oleh PBB dan UNESCO, karena memang tidak lepas dari kiprah Mustafa Kemal Ataturk dalam memperjuangkan perdamaian. Kebijakan luar negeri Republik Turki era Mustafa Kemal Ataturk menunjukkan perdamaian dan persahabatan dengan negara-negara tetangga, seperti Iran, Yugoslavia, Irak, syuriah.

Bahkan, Mustafa Kemal Ataturk menciptakan Pakta Balkan, yang menolak ekspansi agresif Negara Fasis Itali dan Negara Tsar Bulgaria (Esra S. Degerli, Balkan Pact and Turkey, 2009: 136-145). Jadi, Kemalisme adalah tentang kebijakan politik yang mengusung perdamaian global, modernisasi, dan industrialisasi negara.

Kemalisme tidak saja tentang perdamaian antar bangsa, tetapi Kemalisme juga tentang upaya penyatuan dalam negeri atau nasionalisme. Pada saat Republik Turki didirikan tahun 1923, nasionalisme dan sekularisme adalah dua prinsip dasar.

Kemalisme membentuk satu negara dari sisa-sisa Kekaisaran Turki Usmani. Kemalisme mendefisinikan bahwa bangsa Turki adalah mereka yang melindungi dan mempromosikan nilai-nilai humanis, kultural, spiritual, dan moral Negara Turki (Arnd-Michael Nohl, dkk., Education in Turkey, 2008: 85).

Mustafa Kemal Ataturk meniggal pada tanggal 10 November 1938 dalam usia 57 tahun, dan dikebumikan di Dolmabahçe Palace, Instanbul. Lokasi Dolmabahçe Palace ini tidak jauh dari Bosphorus Terrace Restaurant, tempat penulis dan rombongan santri Bina Insan Mulia ( yang sedang studi di Turki) makan-makan. Hanya terpisah jarak 1,9 km dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 9 menit ke arah Timur Laut.

Bagi orang-orang yang sempat berkunjung ke Istana Dolmabahçe, mereka bisa berkunjung ke Ataturk Cultural Center. Wisata budaya terhampar luas di depan mata. Kita tinggal menikmatinya, dan mengenal perjalanan bangsa Turki. Museum Pusat Warisan Ataturk ini malah lebih dekat dari restauran kami, karena hanya berjalan 1,6 km dengan waktu tempuh 6 menit perjalanan darat.[]

*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Berita Rekomendasi
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas