Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners

Tribunners / Citizen Journalism

Mossad, Kurdistan, Minyak Ilegal, dan Pijakan Goyah di Timur Tengah

Mossad atau Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim adalah dinas rahasia Israel yang diakui hebat lewat berbagai operasi kotor di luar negeri.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Mossad, Kurdistan, Minyak Ilegal, dan Pijakan Goyah di Timur Tengah
via Daily Sabah
Ilustrasi Mossad Israel 

Pada 2015, di hadapan Pengadilan Banding AS dalam gugatan yang diajukan Irak, Otoritas Daerah Kurdistan mengakui pengiriman minyak ke pelabuhan Israel.

Perusahaan konglomerasi Falcon Group milik Dizayee, dicermati berbagai pihak sebagai titik fokus hubungan Irak-Israel.

Media Iran menuduh adanya jaringan koneksi, termasuk EIA, sebuah perusahaan yang konon berafiliasi dengan Biro Sensus AS, yang berada di bawah Departemen Perdagangan AS.

Falcon Security Company, anak perusahaan Falcon Group, diyakini mempekerjakan sekitar 600 orang, terutama mantan personel militer Angkatan Darat AS.

Spekulasinya, perusahaan ini  mempunyai hubungan langsung dengan Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA), yang berfungsi sebagai saluran pengumpulan informasi berharga mengenai urusan dalam negeri Irak.

Sumber-sumber Iran mengklaim Dizayee adalah kolaborator Mossad di Erbil, mengatur operasi rahasia dan memberikan dukungan logistik melalui kerajaan bisnisnya yang luas.

Sumber-sumber swasta Irak menguatkan narasi ini. Mereka mengatakan jaringan Israel yang rumit telah tertanam di Kurdistan.

BERITA TERKAIT

Mossad pun diduga melatih kelompok-kelompok yang bermusuhan dengan Iran dan poros perlawanan di Irak maupun Suriah.

Fokus kelompok-kelompok ini dilaporkan mencakup operasi keamanan, termasuk pembunuhan yang ditargetkan terhadap para ilmuwan yang terlibat dalam program nuklir Iran.

Selama beberapa dekade terakhir, Mossad Israel terus-menerus berupaya membangun sel mata-mata di negara-negara Arab, baik yang bermusuhan maupun bersahabat.

Ketika pasukan AS dan sekutunya menginvasi Irak pada 2003, Mossad mendapat angin segar beroperasi di negara ini.

Pendudukan AS membuka babak baru bagi kegiatan spionase dan sabotase Israel, yang menargetkan wilayah utara Irak sebagai pijakan untuk menciptakan posisi strategis melawan Iran.

Mereka lebih leluasa mengumpulkan informasi situs militer, instalasi keamanan, dan potensi ancaman yang ditimbulkan negara-negara yang menentang kepentingan Tel Aviv.

Spionase ekonomi menjadi aspek kuncinya. Mossad mencari data mengenai proyek investasi, pariwisata, pertanian, bursa saham, dan pengusaha berpengaruh di negara-negara yang menjadi sasaran.

Ruang lingkupnya semakin diperluas dengan keterlibatan Mossad yang terkenal dalam kegiatan subversif, yang mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.

Tuduhan berkisar dari proliferasi narkoba hingga sponsor jaringan prostitusi internasional dan keterlibatan dalam perdagangan budak.

Dilengkapi teknologi mutakhir, Mossad berikut semua jaringannya berupaya tidak hanya untuk mengidentifikasi keberadaan para pemimpin perlawanan tetapi juga untuk memanipulasi sentimen publik dalam mencapai tujuan geopolitik yang lebih luas.

Badan intelijen Irak secara historis telah menggagalkan banyak aktivitas penetrasi Israel, khususnya dalam pembentukan sel mata-mata di pusat dan selatan negara itu.

Salah satu contohnya adalah sel yang didirikan Ezra Naji Zalka, seorang Yahudi Irak yang mampu merekrut banyak mata-mata untuk bekerja di Israel.

Menurut data pemerintah Irak, pernah ada 35 mata-mata di jaringan Zalkha, termasuk 13 orang Yahudi yang diidentifikasi dan ditangkap oleh intelijen Irak.

Tugas utama Zalkha di awal masa jabatannya di Mossad adalah mengumpulkan informasi tentang orang Yahudi miskin di lingkungan populer, kondisi kehidupan, jumlah, pendidikan, dan sikap mereka terhadap masalah imigrasi.

Selnya kemudian memperluas pekerjaannya hingga mencakup dimensi militer dan keamanan dan mulai mengumpulkan informasi tentang institusi Irak.

DISAMARKAN JADI VILA - Markas besar badan mata-mata Israel, Mossad di Erbil, Irak yang hancur terkena rudal balistik Iran pada Senin (15/1/2024). Bangunan dengan kekuatan benteng perang, bersemen dua lapis dan dilengkapi radar ini ini dilaporkan disamarkan menjadi sebuah vila hunian.
DISAMARKAN JADI VILA - Markas besar badan mata-mata Israel, Mossad di Erbil, Irak yang hancur terkena rudal balistik Iran pada Senin (15/1/2024). Bangunan dengan kekuatan benteng perang, bersemen dua lapis dan dilengkapi radar ini ini dilaporkan disamarkan menjadi sebuah vila hunian. (al-mayadeen)

Menurut memoar yang diterbitkan 2023 oleh sejarawan Israel-Inggris dan Yahudi Irak Avi Shlaim, antara 1950 dan 1951, Mossad dikaitkan dengan lima serangan bom terhadap sasaran-sasaran Yahudi dalam sebuah operasi yang dikenal sebagai Ali Baba.

Tujuannya adalah untuk menanamkan rasa takut dan permusuhan terhadap orang-orang Yahudi Irak dari masyarakat luas.

Hal ini akan menyebabkan lebih dari 120.000 orang Yahudi – yang saat itu merupakan 95 persen populasi Yahudi di Irak – diterbangkan ke Israel dalam misi yang dikenal sebagai Operasi Ezra dan Nehemia.

Oleh karena itu, taktik subversif Mossad merupakan ancaman keamanan bagi seluruh negara di Asia Barat, dengan banyaknya perjanjian normalisasi yang baru-baru ini secara efektif menjadi kuda Troya bagi Zionisme.

Tawaran di atas meja bukan untuk perdamaian; ini adalah ancaman hidup atau mati: negara-negara yang menolak normalisasi menghadapi peningkatan tindakan terorisme, sabotase, atau pembunuhan.

Sebagai upaya terakhir bagi mereka yang tidak mau melakukan normalisasi, opsinya adalah serangan udara konvensional oleh Israel yang didukung AS militer, atau AS sendiri.

Iran, kini jadi ancaman signifikan atas titik-titik pijakan operasi Mossad terutama di Erbil, Irak. Rudal balistik mereka terbukti mampu menyasar target secara presisi.

Pertarungan agen intelijen di darat tentu semakin dinamis, karena Iran juga punya jaringan kuat di Irak dan Suriah.(Setya Krisna Sumarga/Editor Senior Tribun Network)

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas