Tribunners / Citizen Journalism
Menatap Era Baru Indonesia di Bawah Kepemimpinan Prabowo
Menyaksikan perjalanan hidup Prabowo yang demikian, setidaknya ada tiga hal yang pantas kita kagumi dari dirinya, dan ini layak diteladani.
Editor: Malvyandie Haryadi
Hal itu bisa dianggap sebagai pengakuan masyarakat internasional atas hajatan demokrasi yang baru saja kita langsungkan.
Kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024, buat saya punya arti penting khusus.
Setelah lebih dari seperempat abad lamanya mengalami proses demonisasi dalam panggung politik Indonesia, dijadikan sasaran fitnah, caci maki, sekaligus kambing hitam atas sejumlah persoalan di masa lalu, toh Prabowo akhirnya berhasil memenangkan hati dan dukungan rakyat Indonesia.
Bahkan dengan suara signifikan.
Dukungan itu mustahil diperoleh jika rakyat tak mempercayai Prabowo.
Kepercayaan rakyat yang begitu tinggi terhadap Prabowo menunjukkan setelah dua puluh lima tahun, mereka akhirnya bisa mengetahui kebenaran sejarah bahwa Prabowo hanyalah korban fitnah dan intrik kekuasaan di masa lalu.
Tak perlu heran kalau hari ini Prabowo telah mendapatkan kembali hampir seluruh kehormatan yang pernah direbut darinya.
Di lingkungan militer, misalnya, ia pada akhirnya bisa memperoleh bintang empat kehormatan.
Sementara dalam dunia politik, ia hari ini telah terpilih menjadi presiden negaranya melalui jalan demokrasi.
Menyaksikan perjalanan hidup Prabowo yang demikian, setidaknya ada tiga hal yang pantas kita kagumi dari dirinya, dan ini layak diteladani oleh anak bangsa kita.
Pertama, adalah kegigihannya. Tak banyak orang yang bisa bangkit kembali setelah dijatuhkan dan dihancurkan sedemikian rupa reputasi dan karirnya.
Namun, Prabowo ternyata bisa melalui semua itu. Ia bukan hanya berhasil memulihkan lagi nama baiknya, namun mencapai karir yang jauh lebih tinggi ketimbang yang pernah diraihnya di masa lalu.
Saya menjadi saksi dan ikut merasakan bagaimana proses jatuh bangun Prabowo di pentas politik nasional.
Kedua, adalah keikhlasannya. Ia pernah disingkirkan oleh orang-orang terdekatnya, disakiti oleh pemerintah negaranya, namun semua hal buruk yang pernah diterimanya itu tak membuatnya jadi pendendam.