Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

AS Pasang Rudal Jarak Jauh di Filipina, Target Berikutnya di Kalimantan

AS telah menempatkan sistem rudal jarak menengah dan jauh Typhoon di Pulau Luzon, Filipina.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in AS Pasang Rudal Jarak Jauh di Filipina, Target Berikutnya di Kalimantan
PLA
Rudal balistik China. 

Bagaimana sikap Rusia? Apa pula reaksi China, sebagai kekuatan ekonomi dan militer yang kini mampu menandingi supremasi AS?

Menlu Rusia Sergey Lavrov selain mengingatkan perkembangan di Asia Tenggara, juga menyebutkan langkah serupa dilakukan AS di Denmark.

Artinya, strategi geomiliter AS juga sedang dikembangkan di Eropa Utara, dan ini sejalan dengan upaya NATO memperkuat cengkeraman di Eropa Timur.

Di wilayah benua biru ini, AS menempatkan Rusia sebagai musuh utamanya. Narasi Rusia akan membangkitkan kekaisaran era lama yang akan merebut Eropa, terus dibesar-besarkan.

“Amerika awalnya menarik diri dari perjanjian ini (IRN) untuk menjajaki wilayah baru (penempatan), termasuk Filipina,” kata Lavrov dalam pertemuan para diplomat di Moskow.

“Saya yakin negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik juga akan diminta untuk menyediakan wilayah yang ramah untuk senjata serupa,” lanjut Lavrov.

Meski berulangkali Kremlin menegaskan tidak akan ada perlombaan senjata seperti era Soviet, politik agresif Washington ini mau tak mau bakal memaksa Rusia melakukan hal sama.

Berita Rekomendasi

Paling tampak di perkembangan terbaru adalah kerjasama Rusia dan Belarusia untuk menyiapkan sistem peluncuran rudal berkemampuan hulu ledak nuklir.

Jelas ini langkah nyata Rusia menggunakan kemampuan senjata pemusnah massal yang mereka miliki, sebagai kekuatan penggertak atau penangkal.

Ini lampu kuning untuk kawasan Eropa, yang selama dua tahun terakhir menegang akibat perang di Ukraina.

Di antara anggota NATO dan Uni Eropa, terlihat beberapa negara sangat agresif menggunakan perang Ukraina sebagai proksi politik dan militer.

Selain AS, ada Prancis, Inggris, Ceko, Slovenia, Estonia, Polandia, Latvia, dan Lithuania. Mereka getol mengirim senjata dan menentang secara keras apapun langkah Rusia di Ukraina.

Sebagian negara-negara Baltik demikian keras memusuhi Rusia, karena bayang-bayang kekhawatiran politik ekspansionis era tsar Rusia.

Nah, apa faktor pemantik demikian agresifnya politik militer AS di Asia Pasifik? Kemajuan China adalah faktor utama yang mendorongnya.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas